Tahun 2024 menjadi tahun yang begitu istimewa bagi peserta Kelas Literasi Media batch 8. Secara khusus Kak Fachry, seorang barista dan home brewer yang juga alumni Kelas Literasi Media batch 7 diundang untuk membagikan ilmunya di dunia perkopian. Salah satunya terkait cara meracik kopi sendiri. Emang sih, sekarang tuh udah banyak yang jualan kopi, tapi mendingan bikin sendiri. Lebih nikmat dan sesuai selera, ya kan?
Apa aja sih, yang perlu kita siapin buat ngeracik kopi? Pertama, siapkan dulu biji kopinya. Ingat ya, bentuknya harus utuh, tidak rusak, rasanya seimbang, punya aroma khas dan kuat juga kalo bisa sih yang single origin. Kenapa begitu? Karena tanpa karakter seperti itu, kopi yang dihasilkan rasanya kurang enak.
Terus, lanjut giling pakai grinder, terserah mau pakai grinder manual atau listrik. Cuman kalo kamu giling manual riesikonya ya pegel, plus lengan makin gede. Makin halus gilingannya, makin gampang buat di ekstraksi. Pada proses ini, kamu harus memperhatikan grind sizenya karena hasil kopimu nanti tergantung dari pada grind size yang kamu pilih. Umumnya sekitar medium grind untuk V60, medium fine grind untuk kopi tubruk, fine untuk espresso hingga super fine grind untuk Turkish coffee.
Abis itu, kita ke proses penyeduhan. Perhatikan baik-baik perbandingan antara rasio kopi dan air ya. Aku saranin pakai scale aja. Selain biar konsisten dalam penyajian, scale bisa bantu cegah bubuk kopi kurang atau berlebih saat penggilingan, analisa sekaligus ngoreksi kesalahan seduh kamu. Kalo kata kak Fachry, scale udah jadi SOP (Standard Operating Procedure). Apalagi buat kamu yang mau berkarier sebagai barista, harus banget nguasain cara penggunaan scale.
Satu lagi yang gak kalah penting adalah paper filter. Sebaiknya saat penyeduhan kopi, kamu bilas dulu paper filternya biar higienis, gak ada aroma bawaan yang bisa mengganggu profil rasa kopimu. Caranya cukup mudah tinggal merendamnya dengan air panas selama beberapa detik sesaat setelah diletakkan di atas coffee dripper. Khusus buat kamu yang pakai tipe unbleached paper filter, pembilasan perlu dilakukan berkali-kali, harus benar-benar sabar karena aroma kertasnya kuat banget. Maklum, natural paper filter ini tidak melalui proses kimiawi, asli dari bahan dasarnya, tanpa pemutih sama sekali.Â
Di akhir acara, Kak Fachry mengajak peserta KLM 8 buat nyicipin kopi buatannya. Benar kata kak Fachri, beda sekali rasanya dengan kopi bubuk sachetan. Kalau kopi bubuk sachetan aromanya cepat menguap dan rasanya cepat hilang, kalau kopi seduhan ini rasanya khas, begitu melekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H