Cinta seringkali digambarkan begitu indah, romantis dan puitis baik dalam film maupun novel. Namun, kenyataannya tidak
seindah itu.Â
Tompi mencoba menggali kembali realitas peliknya dunia percintaan dalam film pendeknya yang berjudul 'Selesai'. Hubungan Broto Hadisutedjo dan Ayudina Samara menjadi centre of point yang ingin disoroti oleh Tompi.Â
Jika kamu mencari sesuatu yang fresh nan unik, lebih baik buang harapanmu jauh-jauh karena cerita yang disuguhkan film ini terlampau klasik meskipun dikemas cukup menarik dan berani.Â
Semula hubungan Broto dan Ayu tampak berjalan baik-baik saja sebelum wanita muda bernama Anya hadir di kehidupan mereka. Penyelidikan mendalam tentang Anya dan hubungannya dengan Broto dilakukan Ayu diam-diam
bekerja sama dengan asisten rumah tangganya.Â
Dunia seakan runtuh begitu sang mertua ingin berkunjung ke rumah. Ayu dan Broto
mendadak panik sibuk memikirkan apa yang harus dikatakan pada mertuanya lantaran pernikahannya diambang perceraian. Kondisi
Ayu yang tak kunjung berbadan dua setelah lama menikah ikut menjadi penambah masalah.Â
Belum lagi hadirnya Bambang sebagai supir pribadi yang ternyata diam-diam memendam rasa pada Ayu dan menjadikannya sebagai bahan imajinasi hubungan cintanya dan Ayu yang sering melampiaskan kesedihannya dengan menghubungi adik Broto layaknya pacar makin memperkeruh suasana saat sang mertua resmi bertandang.Â
Di tengah keinginan kuat sang mertua memiliki cucu dari Ayu dan Broto dan memuji keharmonisan mereka, sang mertua justru sudah mengetahui kebobrokan suami Ayu dan hubungan terlarangnya dengan Anya.Â
Yang saya sukai dari sang mertua ini adalah kebijaksanaannya menyelesaikan masalah dengan duduk berunding bersama Anya dan juga adik Broto. Sang mertua mendengar semua kisah mereka hingga selesai meskipun keputusan cerai tetap terkabul.Â
Sayangnya, film ini menurut saya terlalu menitikberatkan perempuan sebagai pihak yang lemah dan pihak yang patut disalahkan atas dugaan perselingkuhan sedangkan laki-laki dapat melenggang bebas tanpa hambatan.Â
Padahal, tidak sepenuhnya perempuan disalahkan dalam sebuah hubungan. Laki-laki dan perempuan berbagi peran yang sama dalam menjaga keutuhan hubungan pernikahan.Â