Prasasti yang awalnya ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor ini disebut juga Prasasti Tapak Gajah karena terdapat pahatan tapak kaki gajah yang merupakan tunggangan Raja Purnawarman.
Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang ditulis dengan Aksara Pallawa dan Bahasa Sansekerta dalam bentuk seloka metrum Anustubh dengan teks sebagai berikut : 'jayavisalasya Tarumendrasya hastinaAirwavatabhasya vibhatidam padadvayam' yang artinya 'Di sini nampak tergambar sepasang telapak kaki, yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam....dan kejayaan'
* Prasasti Ciaruteun
Masih seputar Kerajaan Tarumanegara, ada satu prasasti terkenal yang wajib banget kamu lihat di Museum Sejarah Jakarta ini. Namanya Prasasti Ciaruteun. Sesuai namanya, prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Ciaruteun dekat muara Sungai Cisadane, Bogor. Secara garis besar, tampilannya mirip dengan prasasti Kebon Kopi dengan adanya telapak kaki Raja Purnawarman tetapi dengan isi yang lebih detail mengenai kerajaannya yakni kekuasaan dan eksistensi raja serta penghormatannya sebagai dewa pelindung rakyat.
* Prasasti Tugu
Dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar, prasasti yang ditemukan di Cilincing, Jakarta Utara juga merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang memiliki isi paling panjang dibanding prasasti Tarumanegara yang lain. Isinya diantaranya adalah menyebutkan dua sungai terkenal di Punjab, Chandrabraga dan Gomati yang menjadi cikal bakal Kali Bekasi dan upacara selamatan oleh Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.
* Patung Dewa Ganesha
Yap, dewa pengetahuan, kecerdasan, pelindung terhadap segala bencana dan penolak bala dalam ajaran Hindu yang dipajang dalam kaca di lantai dua museum ini menjadi salah satu dewa penting yang dipuja oleh rakyat kerajaan Hindu di Indonesia.
3. Zaman Penjajahan Belanda
Selama 350 tahun Indonesia dijajah oleh Belanda, banyak hal menarik yang bisa kita pelajari disini mulai dari kapal yang digunakan oleh para penjajah saat datang pertama kali ke Indonesia di awal abad ke-16, kehidupan masyrakat zaman penjajahan yang divisualisasikan lewat video secara bilingual, para pemimpin Belanda di Indonesia, peperangan Indonesia melawan Belanda dengan menggunakan senjata tradisional dan meriam (yang paling terkenal adalah Meriam Si Jagur yang terletak di halaman Museum Fatahillah) serta maket Jakarta Tempo Doeloe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H