Dingin menusuk rusuk dan belulang
angin menyapu reruntuhan salju nan melekati wajahku
Fuyu di Kyoto menemani setiap gelisahku
di tengah bulan Januari...
Kala detik-detik itu,
Cassiopeia カシッペア membawamu menuju Sapporo
meninggalkan jejak-jejak asmara dan kasmaran
yang mendekap dalam cengkeraman Fuyu
Sejenak aku hentikan langkahku...
yang limbung menahan angin,
kuusap tetapi kering...
setiap derai air mata yang jatuh menjadi membeku
yang sejatinya melawan sejuta gejolak
yang sejujurnya ingin mencoret goresan garis nasib
Melambungkan mimpi,
duduk dalam Shinkansen Nozomi...
melaju cepat menujumu
Tiada bisa aku memercayai,
engkau terlontar jauh dari jangkauanku...
Kutapaki setiap jalan bersemak dan berduri
yang mencabik jiwa bebasku
Kulempar potongan ranting di atap kereta,
kugoreskan kerinduan di tiap lekuknya...
Setiap goresannya merembeskan air mata,
mengalirkan gelora tak terbendung...
Kelak jika ranting itu ada di lipatan iphone padmu,
kunanti engkau di tangga To-Ji Temple
kan kugelar permadani keemasan,
bertabur sakura dalam hanami
dengan secangkir matca panas kesukaanmu