Senja ini…
kududuk bertatap dengan-Mu,
menyeruput seduhan hangat 'matcha' lembut nan harum
mengunyah 'soka senbei' asin nan renyah
sembari mencuil potongan strawberry segar
garnis yang menghias 'White Ichigo-Daifuku'
menggiringku menyelami bening di bola mata-Mu
sebening air kolam ‘Shinobazu’
Sesekali aku dan Kau menggumam kagum
memandang hamparan luas 'Ueno Koen Onshi' di depan mata
ber’Hanami, menikmati 'Somei Yoshino Sakura'
yang bermekaran di awal April empat tahun lalu
Sesaat gelisah menjelma menjadi sukacita
keharuman surga berbaur dengan seretan langkah para gelandangan
lalu lalang mengitari 'Kaneji Temple…'
tak sedikit reruntuhan 'sakurazensen' melayang berguguruan
menempel di wajah-Mu nan bersih
kupungut sambil kubelai
setengah bergetar kuusap pinggir kiri bibir-Mu
tercoret saus 'spicy barbeque' yang Kaucolek saat menggigit 'takoyaki'
terpancar teduh sorot mata itu
tersirat sejuk senyum riang itu
meski sesak di dada tak kunjung menjauh
meski jerat di jiwa tak jua berlalu
gelap merangkak pelan… secepat itu waktu hendak membawa-Mu
meninggalkan aku yang terpaku tiada daya
setengah cangkir 'otsu-rui shōchū' yang telah mendingin
Kauteguk tak berjeda…
kita bersitatap – tak sanggup kata terungkap
hanya mata penuh isyarat
sekejap Engkaupun berlalu…
membawa pendar sinar yang sempat menghangatkanku
kupandangi punggung-Mu semakin menjauh
tertelan jutaan berkas sinar yang menyilaukanku…
Malam itu…
kududuk bertatap sinar-Mu,
menunduk pilu di tepi kolam 'Shinobazu'
membendung aliran dari tepian kelopak mataku:
♪ Futari wa onaji janai kedo
Ai de hitotsu ni nareru
Shiawase ni naru kono yume o…
Jinsei wa subarashii datte
Anata to de aeta kara… ♪