Mohon tunggu...
Maria Elly Rusfendy Saragih
Maria Elly Rusfendy Saragih Mohon Tunggu... Penulis - Pemimpin Redaksi

Menulis buku, memasak, membaca, menonton, menggabut (Hehehe ...)

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sapu Tua - Pinggiran Kota #1 (Kisah Perjuangan Sutinah, Supri dan Sunia)

26 Juni 2023   15:21 Diperbarui: 26 Juni 2023   15:26 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prakata : Kemarin, 25 Juni 2023. Salah seorang temanku kehilangan suaminya. Entah mengapa niatku mem-publish cerbung ini semakin kuat. Semoga suka dan menginspirasi ya. 


Kendaraan berlalu-lalang menghampiri sudut-sudut jalan yang masih gagah perkasa. Gedung-gedung pencakar langit mengelilingi mereka, menjadi saksi bisu kekejaman kota. Suara decak tawa sesekali terdengar dari warung seberang jalan. Puluhan orang menghabiskan waktu mereka untuk hal-hal yang hanya bisa menghancurkan hidup mereka. Bukankah masih banyak hal yang bisa mereka bangun untuk negeri ini? Tua, muda, lelaki, perempuan, tak mengenal waktu berfoya-foya. Entah apa yang mereka pikirkan namun itulah kenyataannya. 

Namun perempuan setengah baya ini tampak menghindar dari mereka. Tangannya yang renta tampak gigih menyulam asa meski hari sudah mulai senja. Sesekali ia mengusap peluh yang bercucuran dari dahinya. Pakaian kumal membalut tubuhnya yang tidak muda lagi, debu pun menjadi mainannya. Setiap hari ia tiba ketika dinginnya embun pagi masih menusuk tulang dan pulang ketika angin malam sudah membuat tubuhnya gemetar. Tanpa mengenal lelah ia mengabdi bagi negeri ini. Sampah demi sampah dipungutnya, debu-debu disapunya hanya demi sesuap nasi untuknya dan kedua anaknya. 

Ya, namanya Ibu Sutinah. Ia bekerja sebagai penyapu jalan sejak kisah tragis mengubah jalan hidupnya. Ketika ia harus kehilangan suami yang selama ini menghidupi keluarga mereka. Barang kali hidup memang tidak seorang pun yang tahu, namun apa pun yang terjadi, hidup tidak akan berhenti. "Nak, ibu pulang," ujarnya setengah berteriak ketika langkahnya sudah mendekati gubuk tua di pinggiran kota. 

"Mas, ibu sudah pulang," teriak seorang anak perempuan kegirangan.

"Ayo kita sambut ibu!" jawab seorang anak lelaki dengan suara kegirangan pula.

"Ibu sudah lelah ya? Sini aku bantu," ujar anak lelaki itu mengambil alih goni besar yang dipikul ibunya.

"Ibu, ini air minumnya. Ibu lelah ya?" tanya gadis belia itu sekali lagi.

"Tidak, ibu tidak lelah. Kamu sudah makan?" jawab wanita itu, meski sudah tampak jelas raut kelelahan di wajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun