Mohon tunggu...
Sania
Sania Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Nyanyi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

"Cinta dan Neurotransmitter"

11 Desember 2024   19:46 Diperbarui: 11 Desember 2024   19:46 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam kehidupan, setiap manusia memiliki ceritanya masing-masing tentang cinta. Cinta adalah suatu anugerah yang memberi kehidupan bagi setiap makhluk hidup. Semua orang baik manusia, hewan, tumbuhan, bahkan makhluk tak kasat mata pun butuh yang namanya cinta dan kasih sayang. Namun, bukan namanya cinta jika kita terlalu terobsesi akan semua kasih sayang yang diinginkan. Semua itu akan berdampak buruk bagi diri kita sendiri, banyak contoh kasus yang disebabkan oleh cinta. Pertama, kasus perceraian karena salah satu pasangan selingkuh. Kedua, turunnya kepercayaan diri pada anak karena tekanan untuk meraih apa yang diinginkan dari orang tua, dan lainnya. Oleh karena itu, dalam pembahasan kali ini penulis akan memberikan pandangan apa itu cinta, bagaimana proses cinta itu terjadi, mengapa cinta itu bisa pudar dalam sudut pandang biologi, dan bagaimana solusi dari permasalahan yang disebutkan di atas. 

Cinta merupakan rasa kasih sayang yang diberikan kepada seseorang secara konstan atau terus-menerus dalam suatu hubungan (Merriam-Webster) sepasang individu secara interpersonal. Cinta juga berpengaruh kepada situasi pikiran, perasaan, dan tubuh seseorang (halodoc.com) yang disebabkan oleh hormon. Pertama, hormon neurotransmitter merupakan zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar tubuh dan diedarkan melalui aliran darah atau pembuluh darah  yang berfungsi untuk  mengatur situasi tubuh manusia. Dalam pembahasannya hormon yang bekerja yakni dopamin, hormon ini bekerja ketika mendapatkan rangsangan dari sekitar, dan otak bagian hipotalamus akan mengeluarkan hormon tersebut untuk memberikan respon terhadap rangsangan dari lingkungan luar, contohnya ketika kita mendapatkan pujian dari seseorang yang disukai membuat jantung berdegup kencang, gugup, dan tangan berkeringat. Hal itu merupakan hasil aktivitas hormon penghargaan atau dopamin yang melepaskan perasaan senang atau gembira. Kedua, dengan meningkatnya perasaan senang maka akan menurunkan tingkat stres atau depresi. Ketiga, cinta juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh seseorang oleh karena perasaan gembira (dr. Gian Gonzaga, eHarmony Labs). Keempat, mental seseorang bisa lebih baik karena cinta (Dr. Braverman, Rutgers University), biasanya dalam suatu hubungan kita ketahui banyak terjadi peristiwa bahagia yang membuat kesehatan mental membaik. 

Namun, cinta tidak selamanya bahagia. Putus cinta bukan lagi menjadi rahasia umum, banyak orang yang sudah tahu bahkan mengalami sendiri bagaimana rasanya putus cinta, disana terdapat perpisahan dengan orang yang dikasihi. Ketika seseorang mengalami perpisahan dengan kekasih atau keluarga yang disayangi, kebanyakan dari mereka akan berpikir dan melakukan tindakan yang buruk. Bahkan, hal tersebut akan menimbulkan masalah yang berdampak pada kesehatan fisik maupun mental. 

Kesedihan dan kehilangan merupakan reaksi wajar setiap orang mengenai respon terhadap seseorang yang dikasihinya. Kejadian umum yang diketahui banyak orang yaitu perceraian. Untuk mengetahui bagaimana proses perpisahan atau perceraian itu terjadi, kita harus tahu terlebih dulu teori cinta sternberg yang nantinya akan menjawab pertanyaan kita sebelumnya. Dalam teori cinta Sternberg sebutkan ada 3 tahap dimensi. Pertama, dimensi intimasi adalah perasaan kedekatan, keterkaitan, dan keterhubungan. Kedua, gairah meliputi ketertarikan romantis dan seksual. Ketiga, komitmen merupakan hal yang mengikat dua lainnya bersama-sama karena mencakup keputusan jangka pendek dan jangka panjang satu sama lain untuk merencanakan masa depan. Dari tiga jenis dimensi terdapat tujuh komponen lainnya yang merupakan kombinasi dari tiga jenis dimensi yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Melalui gambar kita ketahui Non-Love, tidak ada satupun dari ketiga dimensi yang ada (Passion, Intimacy, dan Commitment) karena hubungan sosial antar individu hanya kewajiban semata. Pertama, Liking hanya memiliki jenis intimasi / friendships karena perasaan masing-masing orang tanpa adanya komitmen asmara. Kedua, Infatuation merupakan jenis yang hanya memiliki Passion atau biasa disebut "love at first sight", tanpa adanya intimasi dan komitmen jenis cinta ini akan menghilang begitu saja. Ketiga, Empty Love adalah hubungan yang berlandaskan kontrak seperti hubungan suami-istri yang tidak akur, yang berarti keharmonisan antar pasangan tidak berjalan dengan baik, intimasi dan passion hilang dalam hubungan tersebut. Keempat, Romantic Love merupakan kombinasi intimasi dan passion pasangan terikat secara emosional juga fisik. Kelima, Companionate Love adalah jenis cinta dalam hubungan yang berkomitmen kuat namun passion telah mati atau tidak ada. seperti hubungan kita dengan keluarga, teman dekat, atau lainnya tanpa adanya hubungan seksual namun tetap pada komitmen yang ada. Keenam, Fatuous Love dapat dicontohkan dengan pacaran dan pernikahan angin puyuh. Ini merupakan komitmen yang sebagian besar dimotivasi oleh hasrat, tanpa menstabilkan pengaruh keintiman. Ketujuh, Consummate Love merupakan jenis cinta yang paling ideal diinginkan banyak orang. Namun, tidak mudah untuk meraih jenis cinta ini, karena diperlukan komitmen, intimasi, dan hasrat yang diadopsi untuk meraihnya. Dalam hubungan ini pasangan lebih mengutamakan kedewasaan untuk melanggengkan ikatannya. Masalah-masalah yang timbul diatasi dengan baik dan kepala dingin. Oleh karena itu, menjaga jenis cinta ini lebih sulit dibandingkan lainnya.

Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa seorang individu bisa menyukai, tertarik, kagum, dan cinta mati pada orang berbeda dalam satu peristiwa. Misalnya, kita sayang dengan orang tua, namun kagum dengan Maudy Ayunda, tetapi cinta dengan pasangan. Jadi, kita bisa memiliki ketiga jenis cinta itu pada seorang, namun bisa satu atau dua pada orang yang berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh hormon pada tubuh manusia. Orang bisa menjadi cinta, sabar, dan tabah kepada pasangannya yang pada dasarnya memiliki sifat pemarah atau kasar setelah berpacaran, itu disebabkan oleh hormon oksitosin dan vasopresin yang meningkat. Hormon tersebut berfungsi untuk menurunkan rasa cemas dan berpengaruh terhadap keseimbangan psikologis seseorang, mempengaruhi kepercayaan seseorang, dan meningkatkan relaksasi. Merasa bosan dengan pasangan dan mengabaikan komitmen karena perasaan tidak sama seperti dulu, itu disebabkan oleh kondisi lingkungan sehingga hormon mempengaruhi suasana hati. Dengan menganggap bahwa pembuktian cinta diharuskan untuk hubungan badan merupakan anggapan yang salah, sehingga banyak anak muda yang terjebak dan bingung untuk menghadapi situasi yang ada. Berlebihnya hormon tersebut berdampak juga pada hubungan antar individu menjadi tidak harmonis dan berpengaruh pada tingginya tingkat emosi seseorang. Contoh hubungan diatas adalah keadaan yang semua orang tidak inginkan, yaitu terjadi perpisahan atau perceraian. 

Maka, jalanilah hubungan dengan dewasa, terus belajar, dan terus berdoa kepada sang pencipta. Lakukanlah kegiatan yang bisa memperkaya kebahagiaan seperti berolahraga, konsumsi makanan tinggi protein seperti telur, susu, daging ayam dan sapi, hal tersebut bisa memicu hormon dopamin, oksitosin, dan serotonin untuk produksi. Itu merupakan dua solusi penting untuk mengatasi masalah hubungan dalam keluarga maupun pasangan. Semoga membantu!

DAFTAR PUSTAKA

kumparan.com. 30 Agustus 2019. Cinta Itu Proses Biologis. Diakses pada 12 Februari 2023, dari

https://kumparan.com/lexdepraxis/cinta-itu-proses-biologis-1rlLqtmPFSq/4

cnnindonesia.com. 14 Agustus 2021. Perbedaan Cinta dan Sayang yang Sering Disama Artikan. Diakses pada 10 Februari 2023, dari 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun