Indonesia sangat kaya akan sumber daya manusia (SDM) yang berpotensi besar untuk memajukan bangsa. Oleh sebab itu perlu dua hal untuk memaksimalkan potensi tersebut.Â
Pertama, akses yang berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali dari kelompok perempuan, penyandang disabilitas, dan para pemuda. Kedua, kesempatan untuk berproses, berkembang, dan menunjukkan potensi yang dimiliki tersebut. Presidensi G20 2022 adalah salah satu akses dan kesempatan untuk memaksimalkan potensi SDM dari beragam lapisan masyarakat.
Dilansir dari halaman bi.go.id, G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) untuk mengatasi krisis, utamanya yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin. Indonesia adalah satu-satunya negara ASEAN yang bergabung dalam forum ini dan untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah untuk forum G20.Â
Pada kesempatan langka yang hanya terjadi 20 tahun sekali ini, tema yang diusung adalah "Recover Together, Recover Stronger". Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo dalam pidato yang dikutip dari laman djkn.kemenkeu.go.id mengatakan bahwa melalui tema tersebut, Indonesia mengajak seluruh negara di dunia untuk saling bahu-membahu, mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.Â
Ajakan tersebut kemudian diturunkan ke dalam beberapa agenda melalui dua jalur, yaitu melalui jalur pertemuan puncak yang diadakan di Bali pada 15-16 November 2022 serta jalur keuangan yang dipimpin oleh Kementrian Keuangan dan Bank Indonesia.
Total ada enam agenda prioritas, yaitu jalan keluar untuk mendukung pemulihan yang adil, pembahasan scarring effect (dampak pandemi) untuk mengamankan pertumbuhan masa depan, sistem pembayaran di era digital, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan: digital & UKM, dan perpajakan internasional. Selain itu, juga akan membahas sepuluh agenda warisan yang merupakan isu global dari presidensi G20 sebelumnya. (sumber)
Mampukah Indonesia Mengembangkan Potensi SDM pada Presidensi G20?
Menjadi tuan rumah Presidensi G20 berarti Indonesia bisa mengorkestrasi agenda-agenda pembahasan. Dengan demikian hasilnya dapat sesuai dengan kebutuhan Indonesia saat ini. Tentu saja hal tersebut bisa dicapai dengan berbagai upaya pemerintah dalam memahami kondisi, kebutuhan, dan potensi  SDM  saat ini.Â
Tujuannya untuk mencapai ekonomi inklusif agar mengurangi kesenjangan secara khusus di kelompok perempuan yang secara jumlah mayoritas dalam masyarakat tapi suaranya minoritas terdengar, penyandang disabilitas yang kerap dimarjinalkan, dan para pemuda yang menjadi ujung tombak kemajuan bangsa.Â
Terkait hal tersebut pemerintah Indonesia tidak perlu pusing mencari cara karena telah banyak karya anak bangsa yang bisa membantu. Salah satunya seperti KaryaKarsa, platform dari Indonesia yang bisa membuat kreator dari berbagai bidang memiliki penghasilan dari karya yang dibuat.
Di KaryaKarsa telah ada 100 ribu kreator storyteller, yang setiap bulannya rata-rata menghasilkan 3.000 lebih karya dalam bentuk tulisan, ilustrasi, foto, dan video.
Dengan KaryaKarsa, SDM berpotensi dari seluruh Indonesia yang memiliki akses internet dapat meningkatkan perekonomian dengan cara yang seru karena platform tersebut dapat mereka gunakan dari manapun daerah tempat mereka tinggal.Â