Baik, bolehkah saya curhat terlebih dahulu teman?
Hari ini tepat pada tanggal 20 Februari 2021 saya mengerjakan tugas kuliah pertama saya yang didapat ketika menginjak di bangku perkuliahan Semester 6. Tak terasa, waktu liburan terbuang begitu cepat, secara cuma-cuma.Â
Saya menganggapnya seperti itu. Karena sebagian waktu liburan, saya habiskan untuk menatap layar ponsel, sembari bersantai ria, duduk, ataupun tiduran. Melelahkan karena saya merasa kurang produktif untuk beberapa waktu. Ya, jemari saya mulai kaku untuk mengetik karena banyak waktu yang tidak saya manfaatkan untuk menulis. Sangat disayangkan, menulis membuat saya kangen.
Tetapi, berkat hadirnya tugas meringkas materi ini, akhirnya saya bisa menulis lagi. Betapa bahagianya diri saya. Tentunya, saya mengerjakan tugas tidak hanya  sekadar meringkas saja, melainkan berusaha memahami, menjelaskan kembali,  dan  terpenting perihal berbagi. Saya berharap, wawasan yang saya baca dapat bermanfaat bagi kamu orang yang membacanya.
Pada kesempatan kali ini, saya akan menulis tentang arti multimedia dan menyebutkan apa saja elemen dari multimedia.  Ini adalah rentetan wawasan yang  berkesinambungan sudah saya dapatkan di Semester 5 lalu. Bahkan, salah satu artikel yang saya tulis di kompasiana, membahas perihal Jurnalisme Multimedia.
Mari kita mulai dari arti multimedia.
Saya membaca jurnal dari Mark Deuze yang berjudul "What Is Multimedia Journalism". Saya menangkap bahwa sebenarnya arti multimedia sendiri bisa diartikan dalam berbagai sudut pandang. Suatu hal yang menarik bukan? Tergantung dari konteks yang dibawa. Multimedia memiliki pengertian yang begitu luas.
Multimedia dalam berita itu suatu hal yang padat. Mengapa saya sebut padat? Karena kompleksitas yang menyangkut berbagai multidisplin ilmu untuk manajemen produksi medianya. Untuk memahami lebih sederhananya, dalam jurnal tersebut ditemukan bahwa multimedia dalam jurnalisme bisa dipandang menjadi dua cara.
Baik menyangkut format media yang digunakan "multi" (jadi lebih dari dua), maupun paket komplit yang ditawarkan dari segala aspek yang akhirnya koheren. Bersatu padu menjadi satu kesatuan yang utuh dan tercipta suatu sistem yang bekerja di dalam kerangkanya (Deuze,2004:140).
Wah, saya menjadi berpikir seperti ini ya. Ternyata, konsep multimedia itu diberangkatkan dari adanya media baru. Media baru yang hadir menawarkan sistematika yang berbeda sehingga terjadinya peralihan atau yang kerap disebut sebagai konvergensi. Konvergensi sederhananya merupakan tahap adaptasi bagi media lama untuk mengikuti perkembangan zaman.