Siapa yang menyangka. Sosok penjual bakso yang satu ini tetap bertahan ditengan maraknya pedagang bakso yang lain. Nama aslinya Bapak Suyitno. Umurnya memang sudah tidak muda lagi. Bapak yang lahir pada tahun 1956 ini telah menekuni usaha dagang di bidang kuliner bakso.
Pak Kumis begitu sapaan akrabnya, menjual bakso sejak tahun 1975. “Tahun itu semangkok bakso saya jual Rp 15,00.” katanya. Harga bakso kemudian terus berubah. Tahun 1979 menjadi Rp 50,00. Berlanjut dengan harga Rp 150,00 pada tahun 1982. Kemudian 1985 harga yang dipatok Rp 300,00. Mulai krisis moneter sampai sekarang, harga per mangkok yang diberikan mulai Rp 2.000,00.
Bapak Suyitno berasal dari Sempon, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Bapak dua orang anak ini mengaku telah berhasil menyekolahkan anaknya sampai tinggi. Beliau mengatakan bahwa saat ini anaknya telah berumah tangga dan sudah bekerja. “saya sudah punya cucu dua” tandasnya.
Memang sosok yang menurut saya luar biasa. Beliau tidak pernah putus asa dalam menjalani hidup. Mungkin dengan harga bakso yang ditawarkan relaif murah, menjadikannya banyak pelanggan yang datang. Ketika krisis moneter melanda bangsa ini, bapak tersebut tidak pantang menyerah. Usahanya terus dijalankan. Hasilnya memang baru dirasakan sekarang, anak-anaknya telah sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H