Yogyakarta (12/01),Kinahrejo saat ini telah dicanangkan sebagaikawasan wisata Yogyakarta.Kawasan yang dipenuhi oleh pasir yang berasal dari erupsi Merapi dan pe,mandangan yang indah merupakan daya tarik yang bagi pengunjung.Pengembangan kawasan Kinahrejo ini telah membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi penduduk sekitar dan menurut mereka cukup menguntungkan.
Kinahrejo yang merupakan dusun tertinggi di lereng selatan Gunung Merapi,merupakan daerah yang paling merasakan dampak dari letusan Gunung Merapi November 2010 kemarin.Kinahrejo berada di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut dan 4,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.Sebagian besar warga Kinahrejo bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah,namun setelah erupsi Merapi banyak yang beralih profesi.Sama halnya dengan Bapak Nur Rohim (31).Ditemui di Kinahrejo Minggu (8/01) Ia menjelaskan sebelum erupsi Merapi Pa Nur merupakan peternak sapi perah.Ia menggantungkan hidupnya dengan menjual susu sapi perah.Erupsi Merapi kemarin telah membuat Ia beralih profesi karena sapi ternakannya hangus akibat lahar Merapi yang juga ikut meneggelamkan rumahnya.Sudah satu tahun lebih Pa Nur menjalankan profesi barunya sebagai pedagang siomay di pintu masuk Kawasan Wisata Kinahrejo.Bencana Merapi telah mengubah kehidupannya.Ia bahkan masih trauma dengan kejadian yang menewaskan 34 penduduk Kinahrejo termasuk istrinya.Apalagi saat ini Ia membiayai kehidupan Ia dan seorang anaknya yang baru berumur 3 tahun.Bantuan dari pemerintah menurut Pa Nur memang sudah cukup.Tetapi trauma bencana yang sama masih dirasakannya sampai saat ini.Dan harapannya adalah agar usaha relokasi yang sedang dicanangkan Pemerintah Yogyakarta batal.Pengembangan Kawasan Kinarejo sebagai daerah wisata setelah erupsi Merapi telah dirancang oleh warga sendiri untuk para wisatawan.Hal ini karena warga melihat antusias masyarakat yang ingin melihat lokasi Merapi setelah erupsi,November 2010 kemarin.Warga Kinahrejo berusaha bangkit dari duka dan keterpurukan dengan mencoba mebangun kembali desa mereka yang sempat hancur tanpa menghilangkan nilai budaya dan sejarah yang ada.Kepala Dukuh Kinarejo,Ramijo yang merupakan Pengelola barak pengungsian Al Qodir,Relawan PMII Yogyakarta,Agus Choliq dan United of Nothing ikut memfasilitasi pembangunan Kawasan Kinahrejo sebagai daerah wistatwan.Pernytaan warga seperti yang dikutip dari Napak Tilas Kinahrejo “Jika kita yakin akan sesuatu dan berusaha mewujudkannya maka kemungkinan gagal adalah 0.00%”.Dan hal ini pula yang membuat Pa Nur membuat Pa Nur mengubah profesinya sebgai pedagang siomay,dan karena membuat siomaylah keterampilan yang dimilikinya selain beternak.Penghasilan menurutnya sudah cukup untuk membiayai kehidupan Ia dan anak semata wayangnya.
Jamil (21),salah satu pengunjung Kawasan Kinahrejo menilai bahwa kawasan tersebut memang sudah cocok untuk dijadikan tempat wisata.Memang medan menuju ke kediaman Almarhum Mas Penewu Surakso Hargo atau yang lebih dikenal dengan Mbah Maridjan sangatlah sulit,namun dengan bantuan motor sewaan dapat mempermudah Ia melihat kawasan yang dahulu paling parah terkena erupsi.Namun yang sangat Ia sayangkan masalah kebersihan di kawasan tersebut yang masih jauh dari bersih.Ia berharap agar pemrintah juga harus ikut membantu dan mendukung warga yang telah mencanangkan Kawasan Kinahrejo sebagai tempat wisata.Dan juga Ia berharap agar keberadaan para pedagang diperhatikan.Menurut mahasiswa Psikologis semester tiga Universitas Sanata Darma Yogyakarta ini,pedagang yang berjualan yang merupakan sebagian besar warga Kinahrejo itu belum memiliki tempat yang layak untuk berjualan apalagi saat ini musim hujan,kawasan jualan para pedagang biasanya becek sehingga pengunjung merasa kurang nyaman.”Kinahrejo merupakan sebuah aset pariwisata yang baik bagus di Yogyakarta,saya senang dengan partisipasi warga Kinahrejo yang punya niat membangun desanya kembali,saya berharap lembaga sosial masyarakat dan pemerintah mau mendukung semangat mereka,apalagi sebagian mereka masih trauma akibat bahaya letusan Merapi kemarin”katanya menutup pembicaraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H