Mohon tunggu...
Maria Angeline
Maria Angeline Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bukan Seorang Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Prototipe: Langkah Awal Merdeka Belajar di Indonesia

15 Mei 2022   09:48 Diperbarui: 22 Mei 2022   00:13 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Pendidikan karakter pada sistem pendidikan di Indonesia masih belum dianggap sebagai prioritas. Sebagian besar sekolah cenderung lebih mengedepankan aspek akademik siswa dibandingkan dengan karakter siswa. Ini adalah isu yang benar-benar nyata, dan suka atau tidak ini terjadi di Indonesia. Namun, juga sangat disayangkan bahwa isu yang sebenarnya sangat faktual ini jarang terangkat di media sosial, sehingga tidak banyak orang yang sadar akan isu ini.

Selain pendidikan karakter yang masih kurang, kemerdekaan siswa untuk dapat menentukan pilihan sesuai minat dan bakat mereka masih cenderung terkekang oleh kenyataan yang ada. Tak hanya itu, fasilitas dan wadah yang mereka perlukan tidak memadai sehingga mereka sulit untuk mengembangkannya, terlebih siswa yang berkekurangan dalam segi ekonomi.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka saya selaku penulis di sini mencoba untuk mengapungkan isu ini ke permukaan melalui essai yang berjudul "Kurikulum Prototipe: Langkah Awal Merdeka Belajar di Indonesia". Essai ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya pemerataan pendidikan karakter dan kemerdekaan belajar melalui kurikulum prototipe.

Pembahasan 

Apa itu kurikulum prototipe?

Dari beberapa penjelasan yang ada, kurikulum prototipe ini menerapkan kurikulum yang berbasis proyek yang mendukung pengembangan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. 

Dalam kurikulum prototipe, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah (Supriyatno). 

Contoh proyeksi dari penggunaan kurikulum prototipe ini adalah pada jenjang Sekolah Dasar (SD) menggunakan penggabungan dua mata pelajaran, yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 

Kedua materi ini digabungkan menjadi IPAS, guna meningkatkan kemampuan siswa untuk mampu mengelola lingkungan alam dan lingkungan sosial dalam satu kesatuan. 

Sedangkan mata pelajaran Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran pilihan (muatan lokal) bagi para siswa untuk meningkatkan profil pelajar Pancasila, sekolah bisa memilih untuk mengajarkan ataupun tidak kepada para peserta didik. Tak hanya pada jenjang SD, skema kurikulum prototipe tentunya juga ada pada jenjang pendidikan yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun