Mohon tunggu...
Maria Angelica
Maria Angelica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi mencari ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Tawuran Pelajar, Dibina atau Dipidana?

3 Desember 2022   11:05 Diperbarui: 3 Desember 2022   11:09 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia merupakan negara yang memiliki beribu pulau sehingga kaya akan suku, budaya, bahasa, dan agama. Maka dari itu, rasa persatuan dan kesatuan harus kita tanamkan sejak dini. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan maka generasi muda harus sadar pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Rasa persatuan bisa ditumbuhkan dengan adanya sikap toleransi terhadap sesama. Toleransi merupakan sikap menghormati perbedaan tiap manusia. 

Tidak hanya itu, peran dunia pendidikan juga sangat penting dalam menumbuhkan karakter siswa yang baik dengan orang lain. Peran guru dalam menumbuhkan karakter moral siswa yaitu dengan cara memberikan teladan atau pengajaran yang baik seperti menghargai perbedaan pendapat, dan tidak membeda-bedakan teman. 

Dampak yang terjadi akibat kurangnya sikap menghargai orang lain yaitu dapat menimbulkan konflik dan perpecahan antar masyarakat. Selain itu, kurangnya kesadaran pendidikan moral di lingkungan sekolah dapat memicu adanya tawuran antar pelajar.  Tawuran pelajar merupakan perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok pelajar dan biasanya menggunakan senjata tajam. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021 ada 188 wilayah di seluruh Indonesia yang menjadi arena perkelahian massal antar pelajar atau mahasiswa. 

Contoh kasus tawuran pelajar yang terjadi di Indonesia yaitu pada tanggal 25 November 2022, seorang siswa SMK di Medan menjadi korban dari aksi tawuran antar pelajar. Peristiwa itu terjadi di SPBU seusai upacara hari guru nasional di sekolahnya. Siswa tersebut harus meregang nyawa akibat terkena sabetan celurit pelaku. 

Tawuran antar pelajar merupakan kondisi yang sangat meresahkan masyarakat serta memprihatinkan bagi  generasi muda di Indonesia. Maka dari itu, keprihatinan ini harus segera ditindaklanjuti, agar para pelajar sebagai calon generasi penerus bangsa  dapat berguna bagi bangsa dan negara. Remaja sebagai penerus bangsa harus bisa menerapkan prinsip etika dan moral bukan menampilkan perilaku tidak bermoral yang merugikan pihak lain termasuk dirinya sendiri. 

Menurut K. Bertens, etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur perilaku. Etika sangat penting diterapkan agar kehidupan bermasyarakat lebih harmonis, menimbulkan rasa empati, dan terhindar dari berbagai konflik. 

Aksi tawuran bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal contohnya seperti kurangnya kesadaran dalam menerapkan prinsip etika dan moral. Kemudian faktor eksternalnya adalah pengaruh dari lingkungan sosialnya seperti teman sebaya yang membawa pengaruh negatif. Faktor lain yang menyebabkan tawuran antar pelajar yaitu, kecemburuan sosial, merebutkan kekuasaan, merasa dijelek-jelekan, arogan, dan tidak mau mengalah. 

Untuk mengatasi tawuran pelajar agar tidak terulang lagi maka guru dan orangtua menjadi peran penting dalam menumbuhkan karakter anak. Selain itu, bagi para pelaku tawuran diberikan efek jera agar tidak melakukan perbuatannya lagi. Namun, belum ada pemegakkan hukum karena kasus tawuran pelajar hanya dianggap sebagai kenakalan remaja.

Fenomena tawuran antar pelajar merupakan kondisi yang sangat meresahkan masyarakat serta memprihatinkan bagi generasi muda di Indonesia. Maka dari itu, etika sangat penting diajarkan sejak dini agar kehidupan bermasyarakat lebih harmonis, menimbulkan rasa empati terhadap sesama, dan terhindar dari berbagai konflik. Dari fenomena tersebut, maka generasi muda harus dibimbing atau dibina agar dapat memiliki moral yang baik. Selain itu, guru dan orangtua juga menjadi peran penting dalam menumbuhkan karakter anak. Kemudian, bagi para pelaku tawuran sebaiknya diberikan efek jera agar tidak melakukan perbuatannya lagi.

Referensi: 

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/28/tawuran-pelajar-paling-banyak-terjadi-di-jawa-barat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun