Mohon tunggu...
maria angelica
maria angelica Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

SV IPB 58

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Waspadai Spyware Pegasus di Penggunaan Aplikasi WhatsApp

30 Juli 2021   12:57 Diperbarui: 30 Juli 2021   14:08 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Baru-baru ini pengguna WhatsApp dibuat khawatir karena adanya Spyware Pegasus. Spyware Pegasus merupakan perangkat lunak yang berasal dari perusahaan Israel. Awalnya Pegasus pertama muncul pada tahun 2016-an menjangkit menggunakan Teknik spear phising. Spear fishing adalah Teknik memanipulasi dengan cara supaya korban mau men-klik tautan berbahaya berisi spyware Pegasus.

Spyware bisa ditempelkan dimana saja, berawal dari email atau message dan yang lebih canggihnya bisa lewat WhatsApp dan platfrom chat online.Pegasus ini banyak diperbincangan oleh masyarakat karena merasa privasi mereka terancam. Berbeda sedikit dengan tipe Malware yang sudah lebih lama dikenal banyak masyarakat, tipe Spyware lebih berbahaya daripada tipe Malware.

Presiden Jokowi pun menghimbau bagi para masyarakat untuk sementara tidak memakai aplikasi WhatsApp, karena takut membahayakan para penggunanya. Spyware termasuk Cybercrime. Karena dapat meretas atau mengetahui data-data penting pengguna melalui percakapan pribadi. Hal ini membuat banyak beberapa pejabat negara semakin khawatir karena dapat berdampak buruk bagi kelangsungan kesejahteraan masyarakat dan banyak informasi yang diduga akan tersebar luas jika tidak segera diatasi. Mereka pun juga dalam posisi bahaya.

Pasalnya mereka juga menjadi sasaran dari Spyware Pegasus dari NSO Group. Berdasarkan sumber laporan Amnesty International dan Citizen Lab, kurang lebih terdapat 50.000 nomor ponsel yang menjadi target dari aplikasi Spyware. Contoh kasus yang sudah cukup ramai dan sudah diketahui banyak orang yakni peretasan handphone milik Jeff Besoz, Bos dari perusahaan Amazon. Menurut pencarian, Besoz diketahui mendapat pesan video dari Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi yang mengandung malware.

Setelah menyelidikan, diketahui bahwa ditemukan Spyware Pegasus didalam pesan tersebut. Tidak menutupi kemungkinan Android dan iOs pun juga dapat retas oleh Spyware Pegasus. Itu mengapa kita harus berhati-hati menggunakan Handphone. Seperti diketahui Spyware Pegasus sangat berbahaya karena dapat meretas dan menyadap yang ada dalam suatu aplikasi percakapan pribadi. Apabila Spyware berhasil memasuki aplikasi percakapan parahnya bisa mencuri data pribadi pengguna dan mengendalikan perangkat tersebut tanpa pengguna tahu.

     

Akibatnya saat pengguna mengaktifkan mikrofon dan kamera, Spyware dapat mengintsi aktivitas dan pembicaraan si korban dapat didengar oleh pengguna dan paling parahnya penjahat dapat mengetahui lokasi pengguna darimana pun. Tidak heran banyak sekali kasus-kasus cybercrime yang berujung kematian. Salah satunya berasal dari kamera yang tanpa sepengetahuan kita diretas dan diintai dari jauh oleh penjahat. Oleh karena itu kita harus tetap waspada kepada apapun barang yang bisa dimanfaatkan oleh penjahat.

Sayangnya, bagaimana cara kita untuk mengetahui adanya Pegasus di handphone kita belum dapat diketahui jelas oleh para pengguna awam. Sebab spyware sangat sulit dideteksi. Mungkin untuk mengatasi sementara adalah menyediakan ruang penyimpanan untuk memindahkan data agar lebih aman. Karena saat smartphone kita dimatikan spyware seperti tidak ada di smartphone kita. Selain itu, belum ada antivirus yang dapat mendeteksi spyware.

Pendeteksi Pegasus Bernama Mobile Verification Toolkit (MVT) yang dibuat oleh Amnesty International dapat membant mendeteksi Pegasus. Namun, tool yang tersedia hanya untuk perangkat Android dan iOS masih berbentuk kode kode yang tersimpan dalam sebuah source code dan belum berupa aplikasi. Sekarang belum ada perkembangan tentang aplikasi pendeteksi Pegasus ini. Para penjabat tinggi masih mengusahakan dan para perusahaan IT masih mencoba untuk mengembangkannya.

Berhati-hati dalam menggunakan aplikasi percakapan di online karena kita tidak tahu siapa yang jahat dan baik dengan kita. Lebih baik kita mencegah daripada semuanya terlambat. Alangkah baiknya kita mengantisipasi cybercrime dengan tidak berbicara yang mengundang kejahatan dan kebencian. Selain itu, menggunakan internet dengan bijak dengan manfaat yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun