Harga sayuran di pasar belum stabil karena pengaruh musim pancaroba
Pedagang pasar Beringharjo, Daerah Istimewa Yogyakarta merasa pendapatan dagangan berkurang. Hal itu disebabkan cuaca yang semakin panas menghasilkan sayur kurang bagus.
Berdasarkan hasil wawancara di Pasar Beringharjo pada Sabtu (24/04) sayur yang dijual harganya tidak menentu.. Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh cuaca.
“Tidak ada yang pasti-pasti banget mbak harga sayur mayur akhir-akhir ini, cuaca panas hujan mempengaruhi” Sumini (54)
Yogyakarta sudah berapa bulan mengalami cuaca yang sangat panas. musim seperti ini membuat kualitas dari -sayur yang dijual di pasar menjadi tidak segar.
Harga bukan dari pedagang
Sayur-sayur ini dinaikkan harganya hingga 100%. Dikarenakan untuk membantu para petani yang telah mengurus sayur-sayuran. Mereka merasa hasil sayur-sayurnya gagal, itu merupakan sebuah kerugian.
“harga sayur dinaikkan mbak, soalnya kasihan juga ke petani yang telah rawat sayur-sayur ini. Kalau hasilnya bagus juga kami sebagai pedagang pasti menurunkan harga sayur” Ungkap Yani (45).
Karena terlihat tidak segar pada sayur-sayurnya maka tidak akan laku. Otomatis pendapatan bagi pedagang tidak ada. Pasalnya mereka tidak menaikkan harga dengan kemauan sendiri. Para pedagang tetap menjual dengan harga yang telah ditentukan dengan petani atau orang merawatnya yang memproduksi sayur-sayur tersebut.
“untuk harga dinaikkan demi petani mbak, kalau saya sendiri tidak menaikkan dengan sesuka hati saya. Jadi ya saya hanya mendapat sedikit dari yang diberi oleh penghasil produksi sayurnya” Yani menambahkan.
Jadi bila memang produksi sayur mengalami kegagalan karena cuaca panas, maka kemungkinan pendapatan bagi pedagang berkurang. Kendati demikian aktifitas di Pasar Beringharjo tetap berlangsung seperti biasa.