Mohon tunggu...
Maria Prima S. Pramudya
Maria Prima S. Pramudya Mohon Tunggu... lainnya -

Aku manusia tanpa label, bebas berpikir dan berimajinasi. Hidupku adalah waktu untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dimana Dokter Hewan Indonesia yang Pro?

20 April 2015   17:16 Diperbarui: 20 Agustus 2017   21:27 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adakah yang pernah mempunyai hewan peliharaan? Hewan peliharaan yang disayang dan dicintai. Tidak hanya beli, kemudian diberi makan apa adanya, tanpa memberinya dengan rasa cinta.

Baru hari Minggu kemarin aku kehilangan salah satu hewan peliharaanku yang sangat aku sayangi. Kami rawat dengan cinta, bahkan memberi makan dengan jadwal yang teratur dan asupan kalsium dan multivitamin yang cukup.Kandang selalu bersih dengan dekor  kandang yang menarik. Kami ajak main seperti layaknya teman. Kami ajak ngobrol pula. Dia Spike (baca: Spaik). Reptil jenis Bearded Dragon berjenis kelamin jantan.

[caption id="attachment_361721" align="aligncenter" width="392" caption="Spike"][/caption]

Spike kami pelihara sejak bulan Oktober 2014. Sangat disayangkan baru beberapa bulan kami merawat dan melewati hari-hari bersamanya, tepat kemarin tanggal 19 April 2015 Spike mendadak sakit. Badannya lemah, janggutnya mengghitam, kemudian kaku menggulingkan badan.

Panik sungguh panik aku dan pacarku menghubungi dokter yang biasa menangani reptil. Nomornya sulit dihubungi. Setelah nyambung, kami disuruh datang ke praktik dokternya letaknya cukup jauh dari rumah. Sayang disayang sampai disana bukan dokter yang kami inginkan menangani Spike tetapi hanya dokter piket.

Sesampai disana kami membaringkan Spike disalah satu ruang pemeriksaan. Dokter itu langsung menyalakan tabung oksigen kecil dan menempelkan selangnya ke hidung mungil Spike. tapi karena selang oksigen yang digunakan adalah selang oksegen untuk manusia, maka hanya satu lubang hidung yang ia berikan. Beberapa menit berlalu sang dokter hanya diam menempelkan selang oksigen itu ke salah satu hidung spike dan hanya tampak sedikit memegang dan memijat tubuh Spike yang berduri. Aku cukup heran, bingung dan semakin panik.

"Dok, tidak ada upaya lain untuk membuat normal kembali?"  Dengan lagaknya yang juga tampak bingung dan sok sibuk hanya menjawab "sebentar mbak ini lagi kristis, kalau dia kejang seperti ini biasanya kurang oksigen"

Oke. Baiklah pada saat itu aku hanya diam dan menurut kata dokter. Tapi setelah kejadian itu berlalu aku berpikir," kenapa pada saat itu dokter tidak menggunakan stetoskopnya untuk memeriksa lebih jauh? Sama sekali tidak tampak seperti dokter hewan yang pernah menangani reptil seperti Spike!" Sudah tau kritis tapi tidak ada upaya praktis emergency untuk Spike? Tidak assisten yang membantu dalam keadaan darurat seperti itu. Keadaan Spike yang makin memburuk membuatku semakin panik dan takut.

Setelah beberapa lama, dokternya baru memeriksa lebih lanjut ke dalam mulut Spike. Ternyata ditemukan ada semacam bercak bercak merah seperti terjadi radang dimulut Spike. Kemudian barulah dokternya memberi obat anti radang dan vitamin yang disuntukkan dari ekor Spike.

Sungguh tragis Spike semakin lemah tak berdaya, menggulingkan badannya. Sungguh, aku sangat sedih dan terpukul melihatnya. Tak beberapa lama kemudian setelah dokter memberikan suntuikan itu, dokter kembali memberi oksigen kepada Spike sambil  memegang tubuh Spike. Sungguh apa maksud dokter itu hanya memegang -megang tubuh Spike, memegangnya seperti orang yang bingung dan tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk mengatasi ini.

Tubuh Spike gemetar, semakin parah. Tidak ada tanda kemajuan yang muncul. Aku berkata pada dokter,"bagaimana ini dok! kok Spike gemetaran!?" Dokter menjawab," Susah mbak, keadaan dia sudah parah dan kritis, dikasih anti radanga menjadi tidak pengaruh". Trus kenapa tadi disuntikkan?????

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun