“Aji” spontan aku diam. Kekasihku membunuh keluarga aku? Apa alasannya? Aku tiba-tiba teringat saat makan malam terakhir. Dia hanya diam saja, seolah tak melihat aku. Bukan ! bukan Aji! Aku ingat ini semua salah Ayah. Ayah yang membunuh aku dan Kakak. Dia marah ke Kakak dan menancapkan pisau ke tubuhnya.
“Bukan mereka Dik. Mereka menyayangi kita.”
“Lalu siapa Kak?”
“Di mana ibu?”
“Aku tak tahu. Jawab pertanyaan aku dulu Kak!!”
Hahahah, masih bertanya siapa yang membunuh mereka? Tak perlu tahu. Dia hanya seorang pemeran sampingan. Dia selalu duduk di antara kain putih. Tertawa dalam tangisnya. Kahilangan? Tidak, gila? Tidak juga. Cukup dia yang tahu. Pertanyaan yang sebenarnya telah terjawab oleh mata dan pikiran kekanak-kanakan kalian sendiri.
“Siapa dia? Kau mengetahuinya sendiri.” Ditutupnya buku ini dan merapikan penanya. Selesai sudah cerita sang dalang. Pemeran yang tak pernah dianggap penting dan selalu dipertanyakan identitas dengan perannya. Yang sangat mencintai namun cintanya hancur oleh suatu hal. Dengan pandangan kalian yang seperti ini dia dapat dengan mudah menutupi siapa dia sebenarnya. Terima kasih bagi kalian yang telah mengetahui siapa dia sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H