Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Hesti

Less is more💓

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cara Mudah Menjadi Minimalis

13 Juli 2022   07:24 Diperbarui: 13 Juli 2022   07:27 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Hidup adalah pilihan pada masing masing orang, dari pilihan itu semua orang bebas menentukan pilihan hidupnya. Dari kebebasan pilihan tersebut pada umumnya semua orang menginginkan kebahagia. Berbagia cara orang melakukan sesuatu untuk mendapatkan kebahagiaan dimana setiap orang dengan caranya sendiri memaknai kebahagiaan.

Ada orang yang merasa bahagia jika mempunya materi yang banyak, mereka tersebut bekerja dengan keras dan mengumpulkan materi sebanyak mungkin untuk mendapatkan kebahagiaan. Mereka selalu mengumpulkan lagi dan lagi hingga tempat tinggal mereka terisi penuh dengan materi yang dimilikinya.

Ada juga orang yang merasa bahagia dengan apa yang mereka miliki sekarang, mereka tersebut adalah orang yang dengan hati-hati memikirkan untuk membeli dan menambah jumlah barang yang sifatnya pajangan, atau hiasan. Dengan kata lain mereka tidak teralu memikirkan dengan jumlah barang yang harus dimiliki tapi fungsi dari barang tersebutlah yang menjadi esensi mereka untuk tidak menambah barang

Ada juga orang yang jika dilihat orang lain seperti tipe Satu di atas mereka adalah orang ang langkah atau mungkin meenurut mereka adalah orang yang aneh karena hanya memiliki sedikit barang dimana jika sempat mereka dapat menghitung jumlah barang yang orang tersebut miliki. Ada yang bahkan mengatakan dengan ekspresi yang terkagum-kagum "barangmu hanya sedikit ya, tapi kamu kok bisa hidup. Saya ingin seperti anda." Ada juga beberapa miliarder yang sering kita dengar, kita lihat, mereka memilih untuk hidup yang sederhana.

Minimalis merupakan sebuah pola pikir, sebuah tindakan, untuk mengontrol  barang-barang yang kita gunakan sebagai kebutuhan kita sehari-hari. Mereka yang memilih untuk hidup minimalis biasanya hanya memiliki barang yang mereka gunakan setiap hari dan menyingkirkan barang yang yang hanya menjadi pajangan.

Menurut Fumio Sasaki dalam bukunya goodbye, things "memiliki barang dalam jumlah sedikit mengandung sukacita terendiri. Itulah mengapa sudah saatnya kita berpisah dengan barang yang kita punyai"

Saya adalah orang yang belajar untuk menjadi minimalis, masih berproses untuk menyingkirkan baran-barang yang tidak digunakan. Dimana sebelumnya saya selalu membeli dan menumpuk barang yang bagi saya barang bisa membuat saya bahagia dan berarti. Iya memang benar, namun sayangnya rasa bahagia terhadap barag baru sifatnya hanya sementera lambat laun barang yang saya miliki tersebut berubah menjadi barang biasa, siklus ini terus berputar sehingga barang milik saya semakin bertambah dan tidak membuat saya bahagia. Malah membuat fokus saya terbagi dan saya merasa direpotkan karena barang.

Seperti yang saya sebutkan di atas bahwa saya masih berproses untuk menjadi minimalis, dengan kata lain saya sudah memiliki barang yang jumlahnya relative sedikit tapi ada barang yang bagi saya harus dsingkirkan namun rasa sayang terhadap barang yang saya miliki masih melekat dalam diri saya sehingga terkadang membuat saya sedih untuk berpisah dengan barang milik saya tersebut.

Suatu saat saya diharuskan pindah karena pekerjaan, menggunakan transportasi udara yang tidak memiliki free bagasi dari sini saya benar-benar mensortir barang bawaan saya yang menjadi kebutuhan pokok saya. Dari hasil sortir saya memutuskan untuk membawa Tiga pasang pakaian kerja yang multi fungsi bisa dikenakan kapan saja untuk bekerja dan ke gereja dan Dua pasang pakaian rumah. Sebagaian barang saya seperti buku bacaan, sedikit pakaian, dan peralatan dapur saya bagikan kepada yang membutuhkan.

Efek dari berpisah dengan barang milik saya banyak sekali manfaatnya, saya tidak bersedih setelah berpisah dengan barang milik saya, saya bahkan merasa terbebas dari pikiran khawatiran terhadap barang milik saya, karena barang yang saya miliki sekarang bukan barang berharga jika suatu saat barang tersebut hilang  saya bisa membelinya kembali dengan harga yang mudah dijangkau.

Saat tiba di tempat kerja tentunya saya membutuhkan peralatan dapur, disini saya benar-banar mempertimbangkan barang apa saja yang benar-baner menjadi kebutuhan pokok saya. Karena saya orang dengan megkonsumsi real food dan tidak mengkonsumsi nasi, makan saya tidak membutuhkan rice cooker. Dari hasil pertimbangan, peralatan dapur yang dibeli adalah Satu kompor, Satu panci mini, dan masing-masing Satu buah untuk Satu jenis kebutuhan dapur yang benar-benar saya  butuhkan. Untuk kedepannya saya tidak ingin menambah barang baru baru yang sifatnya sebagai pajangan, dan bukan menjadi kebutuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun