Inside Out merupakan hasil produksi gabungan antara Pixar Animation Studio dan Walt Disney Pictures. Ide mengenai Inside Out berawal dari putri Pete Docter, Â sutradara Inside Out, yang berubah menjadi lebih moody ketika menginjak usia pra-remaja (Flores, 2015). Perubahan yang terjadi pada putrinya ini kemudian membuatnya membayangkan tentang "Apa yang sedang terjadi dalam pikiran manusia?". Pete Docter, yang sebelumnya juga menyutradarai film Monster Inc. (2001) dan Up (2010), kemudian mengembangkan film ini dengan bantuan psikolog Paul Ekman dan Dacher Keltner supaya tim produksi Pixar bisa menceritakan emosi-emosi ini dengan tepat (Judd, 2017).Â
Selain proses penulisan cerita yang rumit, proses animasi karakter-karakter dalam Inside Out juga tidak mudah. Kelima karakter emosi dalam film memiliki animasi khasnya masing-masing, seperti Joy yang memiliki partikel-partikel cahaya di sekelilingnya, atau Anger yang partikelnya akan lebih memancar ketika ia marah. Tambahan animasi pada karakter-karakter ini yang membuat budget produksi film ini membesar (Robinson, 2015). Meskipun begitu, harus diakui bahwa efek-efek seperti ini yang membuat karakter-karakter tersebut semakin hidup.
Teori Formalisme
Formalisme melihat sebuah film sebagai sebuah bentuk (form) narasi. Dalam melihat Inside Out menggunakan konsep formalisme, kita melihat bagaimana bagian-bagian dalam film (karakter, setting, mise-en-scene,komposisi fotografi, pergerakan kamera, pilihan pengeditan, suara yang berhubungan dengan gambar) secara sistematis berusaha menyampaikan suatu makna kepada penontonnya (Ola-Koyi, 2019).Â
Secara keseluruhan film ini berusaha menyampaikan makna kepada penontonya, bahwa terkadang bersedih itu tidak apa-apa. Adegan yang paling menunjukkan hal ini terjadi saat adegan dimana Joy jatuh dalam Memory Dump (tempat dimana memori-memori dibuang untuk dilupakan) dan menemukan memori lama Riley. Bola memori yang diambil oleh Joy awal mulanya berwarna kuning, menunjukkan bahwa memori tersebut adalah memori yang bahagia. Namun, bola memori tersebut kemudian berubah warna menjadi biru saat Joy memutar memori Riley. Adegan yang ditunjukkan dalam bola memori tersebut berganti ketika Riley sedih sendirian di bawah pohon. Barulah ketika orang-tua dan anggota timnya datang untuk menghibur Riley yang terlihat sedih, bola tersebut berubah kuning kembali dan Riley terlihat bahagia. Montase Joy yang melihat memori dalam bola memori ini menunjukkan makna bahwa untuk kesedihan justru bisa menjadi petunjuk untuk orang lain mengetahui bahwa kita sedang butuh bantuan. Adanya perubahan warna dari bola memori juga secara gamblang menunjukkan bahwa untuk bahagia kita harus menerima kesedihan kita dulu. Ketika adegan ini berputar, musik yang diputar juga menunjukkan beat yang awalnya pelan ketika bola memori berwarna biru, kemudian menjadi lebih up-beat ketika bola tersebut berwarna kuning dan Joy mulai menyadari bahwa Sadness yang membantu Riley saat itu. Penambahan musik dalam adegan tersebut membantu penonton untuk semakin mendalami adegan dan memahami makna yang ingin disampaikan oleh film.Â
Daftar Pustaka
IMDb. (n.d.). Inside Out (2015). Dilansir dari https://www.imdb.com/title/tt2096673/?ref_=fn_al_tt_1
Rotten Tomatoes. (n.d.). Inside Out (2015). Dilansir dari https://www.rottentomatoes.com/m/inside_out_2015
AMC Filmsite. (n.d.). CHILDREN-KIDS
FAMILY FILMS. Dilansir dari https://www.filmsite.org/childrensfilms.html
Hellerman, J. (2019). TV & Film Genres List: A Comprehensive Study and Guide. Dilansir dari https://nofilmschool.com/TV-and-film-genres.
Hasbi, M. N. (2018). PERAN PRODUSER DALAM MANAJEMEN PRODUKSI FILM KOMERSIAL: Studi Fenomenologi Pada Film "Darah Biru Arema 2 ( S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Indonesia). Dilansir dari http://eprints.umm.ac.id/43225/.