Aktor-aktor HI :Â
- Aktor State pada permasalahan ini terdapat dua aktor yaitu aktor non state dan aktor state. Aktor state merupakan sebuah negara maka pada konflik ini aktor state yaitu Israel, Lebanon, Suriah dan Iran. Israel dan lebanon merupakan kedua negara yang berkonflik, sedangkan Suriah dan Iran merupakan negara yang mendukung organisasi Hizbullah.Â
- Aktor Non-State merupakan aktor bukan negara dan lebih berfokus pada organisasi. Maka pada konflik ini yang menjadi aktor non-state yaitu organisasi Hizbullah yang bergerak dibidang militer dengan konsep keagamaan.Â
- Konsep Westphalia, Dalam konsep westphalia yaitu tentang negara yang berdaulat sehingga terbagilah nation state dengan dipplomasi beserta pelembagaan pada kekuatan militer. Maka dengan adanya konsep ini Israel sebagai negara berdaulat begitu juga dengan Lebanon. Namun pada hal ini Lebanon kemudian dipertanyakan mengenai status kedaulatannya. Mengingat Israel yang melakukan invasi atau penyerangan terhadap Lebanon. Sebuah negara berdaulat tentu memiliki militer dan wilayah.
- Â Cold War, konflik antara Lebanon dan Israel tidak hanya berjalan pada saat ini. Namun sudah terjadi sejak lama maka oleh karena itu pada masa senggang yaitu tahun 2006 hingga tahun 2023 terjadi cold war atau perang dingin. Dimana belum ada gencatan senjata namun kedua negara belum damai secara tertulis sehingga kapan saja Israel dan Lebanon bisa saling menyerang. Walaupun terdapat perjanjian pada tahun 1983 yang mengakhiri perang pada lintas perbatasan tahun 1982 namun setelah itu Israel masih saja menyerang Lebanon. Bahkan lebanon juga bersama dengan iran dan Suriah menguatkan militernya untuk menyerang Israel.
- Deterrence, deterence merupakan sebuah hal yang dilakukan oleh sebuah negara dalam rangka untuk bisa mempertahankan teritorinya. Deterence biasanya dilakukan untuk mencegah atau memberikan respon kepada negara lain yang dianggap terancam. Pada tahun 2006 israel meluncurkan 2 roket sebagai respon atas penculikan 2 tentara Israel. Tidak hanya itu Israel juga kerap diberikan bantuan oleh Amerika Serikat terkait senjata yang digunakan untuk berperang. Dengan adanya penguatan bidang milite, maka Israel telah melakukan deterence. Bahkan bantuan yang diberikan tidak sedikit mencapai Rp55,8 triliun.
- Â Security Dillema, karena adanya perang dingin antara Israel dan Lebanon. Maka penyerangan yang terjadi kala Lebanon meluncurkan roket ke Israel Selatan untuk mencegah invasi Israel ke Gaza. Dianggap Israel sebagai sebuah dilema, akibat takut jika Lebanon kemudian menyerang Israel kembali. Oleh karena ituIsrael pun melakukan serangan kembali ke Lebanon dengan harapan mampu memberikan rasa takut dan tidak akan mengangkat senjata kepada israel.Â
- Â Teori Realisme, teori ini berisi mengenai keadaan sebenarnya yang terjadi didunia dimana. Para state nation lebih berfokus pada kepentingan negaranya masing-masing tanpa memikirkan dampak dari invasi atau dampak buruk dari apa pun yang mereka lakukan. Israel merupakan aktor state yang lebih mementingkan diri sendiri, sehingga beberapa kali melakukan invasi kepada palestina. Respon PLO yang kemudian hendak membebaskan Palestina dari cengkraman Israel, kemudian ikut terjerumus dan menjadi musuh Israel dan muncullah beberapa perang yang terjadi hingga saat ini. Demi kepentingan negara israel, maka apapun dilakukan termasuk dengan melakukan penyerangan kepada beberap anegara yang dianggap menghambat negara Israel untuk mencapai tujuannya.
Â
Jika hendak ditelaah maka bisa dilihat bagaimana tekad dari Hizbullah untuk bisa membebaskan Palestina dari tindakan invasi yang dilakukan oleh Israel. Penulis berpendapat bahwa dengan munculnya Hizbullah maka dapat memotivasi gerakan-gerakan lainnya untuk bisa melakukan sebuah perubahan dan tindakan untuk membantu Palestina. Sebagai akibat dari PLO Lebanon kemudian di invasi oleh israel dan sempat bersitegang, terlebih lagi mengenai dampak yang dirasakan oleh lebanon akibat dari peperangan. Dimana dalam bentuk ekonomi, insfrasturktur dll sehingga pengorbanan yang dilakukan oleh Lebanon untuk Palestina juga tidak bisa dianggap sepele. Iran dan Suriah sangat berpotensi untuk dapat menyerang atau melakukan tindakan demi membantu melepaskan palestina dari belenggu Israel. Namun mereka berperan dibalik layar dengan mendukung organisasi Hizbullah untuk dapat bergerak dalam ranah politik, militer dan pelayanan. Sehingga dapat membantu Palestina, tindakan berani dari Hizbullah yang menyerang Palestina Selatan untuk mencegah terjadinya invasi di Gaza yang merupakan tempat terakhir dan menjadi harapan warga Palestina. Gerakan keagamaan ini, tentu dapat menjadi inspirasi negara-negara timur tenga untuk dapat membantu Palestina terutama dalam latar belakang yang sama baik sosial maupun agama.
KESIMPULAN
       Hizbullah merupakan organisasi keagamaan yang membawa visi untuk membawa perdamaian dan mengentikan invasi yang dilakukan oleh Israel terhadap Lebanon dan Palestina. Sehingga dengan adanya maksud tersebut, invasi israel kemudian bertambah di Lebanon. Sejak tahun 1978, Israel dan Lebanon sudah berkonflik, menyebabkan banyaknya dampak negatif baik bagi Israel dan juga Lebanon. Tindakan Lebanon dapat dijadikan inspirasi bagi negara lain untuk bisa membantu Palestina dan menghentikan invasi dari Israel kepada Palestina.
DAFTAR PUSTAKA Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Â
[1]Umma, S., Fadilah, I., & Redjosari, S. M. (2021). Hizbullah di Lebanon: aktualisasi gerakan agama berkedok politik di masa kini. HUMANISTIKA: Jurnal Keislaman, 7(2), 1-25.
Amsir, A. A. (2021). Perjanjian Westphalia dan Momentum Pendirian Negara Modern. Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman, 15(1), 53-73.
Hamilton, K. (2009). The deterrence logic of state warfare: Israel and the Second Lebanon War, 2006. In Contemporary State Terrorism (pp. 227-241). Routledge.
[1] Akashi, N. U. (2024, October 2). Kenapa Israel Menyerang Lebanon? Ini Sejarah dan Kronologinya. detikcom. Retrieved October 23, 2024, from https://www.detik.com/jogja/berita/d-7569001/kenapa-israel-menyerang-lebanon-ini-sejarah-dan-kronologinya