Pendidikan adalah kunci menuju masa depan yang cerah. Namun, sayangnya, realitas di lapangan tidak selalu seindah impian. Fenomena putus sekolah masih menjadi masalah serius di berbagai belahan dunia. Banyak faktor yang dapat menyebabkan seorang siswa memutuskan untuk mengakhiri perjalanan pendidikannya sebelum waktunya. Meskipun begitu, penting bagi kita untuk memahami dampak negatif yang dapat timbul dari putus sekolah dan mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.Â
Berbagai faktor dapat menjadi pemicu putus sekolah. Kondisi ekonomi keluarga yang sulit, kurangnya motivasi, ketidakcocokan dengan metode pembelajaran di sekolah, serta tekanan sosial, semuanya dapat memainkan peran dalam keputusan seorang siswa untuk meninggalkan bangku sekolah. Dampak putus sekolah bukan hanya dirasakan oleh individu yang terlibat, tetapi juga oleh masyarakat secara keseluruhan. Secara pribadi, siswa yang putus sekolah mungkin menghadapi kesulitan dalam menemukan pekerjaan yang memadai, memiliki peluang karir yang terbatas, dan mengalami tantangan dalam membangun kehidupan yang berkelanjutan. Di sisi lain, masyarakat kehilangan potensi sumber daya manusia yang berharga.Â
Jika kita melihat dari perspektif tokoh sejarah ekonomi, terdapat beberapa ide dan solusi yang dapat diambil sebagai inspirasi untuk mengatasi masalah putus sekolah. Salah satu tokoh yang memiliki pandangan unik terkait dengan pendidikan dan ekonomi adalah John Maynard Keynes. Keynesianisme menekankan pentingnya investasi publik dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan. Keynes percaya bahwa pemerintah memiliki peran vital dalam menciptakan kondisi ekonomi yang stabil dan berkembang. Oleh karena itu, salah satu solusi untuk mengatasi putus sekolah adalah meningkatkan investasi pemerintah dalam sektor pendidikan. Dana yang cukup dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan, memberikan insentif bagi guru, dan menciptakan program-program pelatihan keterampilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H