Mohon tunggu...
maria ardelia
maria ardelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tugas PKKBN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan Global apakah dapat dihapus

5 Juni 2023   10:52 Diperbarui: 5 Juni 2023   11:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Kemiskinan merupakan isu global yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dunia. Isu ini terus berlanjut dan memberikan dampak yang besar pada kehidupan manusia dan perkembangan suatu negara. Masalah kemiskinan sangan mempengaruhi kehidupan manusia di seluruh dunia, terutama bagi negara-negara berkembang. Selain itu, isu tersebut juga memiliki keterkaitan dengan bergabai masalah sosial lainya. Kemiskinan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, seperti Kesehatan, Pendidikan, lingkungan, dan lain sebagainya.
  • Kemiskinan adalah suatu penyebab terjadinya kelaparan di dunia. Sangat penting bagi dunia untuk mengatasi permasalahan ini secara global. Permasalahan ini tidak hanya memiliki dampak buruk pada kesejahteraan manusia atau masing-masing individu, tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial di tingkat nasional maupun global. Mengatasi kemiskinan merupakan hal penting untuk mempublikasikan kesejahteraan manusia secara umum. Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan akan menghadapi banyak tantangan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupan. Dalam situasi seperti ini, seseorang tidak mungkin mampu memperoleh Pendidikan atau pelatihan yang diperlukan untuk meningkatakan kemampuan dan kesempatan kerja, sehingga memperburuk kemiskinan dan mengurangi kualitas hidupnya.  Orang-orng yang hidup dalam kemiskinan memiliki keterbatasan aksen terhadap sumber daya dan peluang ekonomi, sehingga sulit untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan penghasilan yang memadai. Keterbatasan lapangan pekerjaan membuat persaingan kerja semakin ketat dan sulit bagi orang yang kurang berkualifikasi untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
  • Oleh karena itu, isu  kemiskinan global yang harus diatasi secara serius oleh pemerintahan untuk mempromosikan kebiijakan dan program yang mendukung. Dengan upaya dan Tindakan yang tepat, masalah kemiskinan dapat diatasi dan mencipatakan dunia yang lebih baik.

Apakah kemiskinan global dapat dihapus?

Kemiskinan global merupakan tantangan yang kompleks dan sulit diatasi sepenuhnya. Meskipun sulit untuk menghapuskan kemiskinan global secara mutlak. Pemikiran mengenai kemiskinan berubah sejalan dengan berjalannya waktu, tetapi pada dasarnya berkaitan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (Britha Mikelsen, 2003). Kemiskinan menunjukkan situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh orang miskin tersebut, melainkan karena tidak bisa dihindari dengan kekuatan yang dimilikinya (Soegijanto Soegijoko, 1997).

Penyebab kemiskinan global tidak dapat dihapus karena kondisi alamiah dan ekonomi, kondisi struktural dan sosial, serta kondisi kultural (budaya). Kemiskinan alamiah dan ekonomi timbul akibat keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumberdaya lain sehingga peluang produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam pembangunan. Kemiskinan struktural dan sosial disebabkan hasil pembangunan yang belum merata, tatanan kelembagaan dan kebijakan dalam pembangunan. Sedangkan kemiskinan kultural (budaya) disebabkan sikap atau kebiasaan hidup yang merasa kecukupan sehingga menjebak seseorang dalam kemiskinan. Penyebab timbulnya kemiskinan berasal dari dalam dan dari luar penduduk miskin. Penyebab dari dalam diantaranya rendahnya kualitas sumber daya manusia dan sikap individu tersebut. Sedangkan penyebab dari luar adalah keterbatasan sumber daya alam, tatanan sosial dan kelembagaan dalam masyarakat, kebijakan pembangunan, kesempatan kerja yang terbatas dan persaingan yang menyebabkan terpinggirnya penduduk miskin.

Langkah untuk mengurangi kemiskinan global antara lain:

  • Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif dapat membantu mengurangi kemiskinan. Investasi dalam sector-sektor seperti infrastuktur, Pendidikan, Kesehatan, dan industri dapat menciptakan lapangan kerja dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat yang rentan.
  • Akses yang lebih baik ke Pendidikan berkualitas dapat membuka pintu bagi kesempatan yang lebih baik dan membantu dalam mengurangi kesenjangan ekonomi.
  • Membangun sistem perlindungan sosial yang kuat, seperti program bantuan sosial, jaminan sosial, dan ansuransi Kesehatan yang dapat diberikan bagi individu yang rentan kemiskinan.

Masalah kemiskinan global ini selalu menjadi perhatian utama. Karena hal ini menjadi kesadaran pemerintah bahwa kegagalan mengatasi persoalan kemiskinan akan dapat menyebabkan munculnya berbagai persoalan sosial, ekonomi, dan politik di tengah-tengah masyarakat. Upaya serius pemerintahan untuk mengatasi kemiskinan sudah dilakukan sejak era Orde Baru.

Pada dasarnya, definisi kemiskinan tersebut dapat dilihat dari dua sisi yaitu (1) kemiskinan absolut, (2) kemiskinan relatif:

  • Kemiskinan Absolut Menurut konsep ini, kemiskinan dapat dikaitkan dengan perkiraan tingkat pendapatan dan kebutuhan yang hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan fisik minimum (KFM) yang memungkinkan seseorang untuk hidup secara layak. Bila pendapatan tidak mencapai kebutuhan minimum, maka orang dapat dikatakan miskin. Dengan demikian, kemiskinan diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya yaitu sandang, pangan, dan papan yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya.
  • Kemiskinan Relatif Kemiskinan relatif, menurut Miller dalam Kuncoro (2003) adalah orang yang sudah mempunyai tingkat pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum sehingga tidak selalu berarti miskin. Walaupun pendapatan sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum, tetapi masih lebih rendah dibandingkan keadaan masyarakat sekitarnya maka orang tersebut masih berada dalam keadaan miskin. Ini terjadi karena kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya, dari pada lingkungan yang bersangkutan. Menurut konsep ini, garis kemiskinan akan berubah bila tingkat hidup masyarakat berubah. Hal ini berarti konsep kemiskinan bersifat dinamis sehingga kemiskinan akan selalu ada. Oleh karena itu, beberapa peneliti melihat kemiskinan dari berbagai aspek ketimpangan sosial. 6 Todaro, M. P., 2000, Economic Development, Six Edition, Harlow : Addition-Wesley 7 Kuncoro, Mudrajad, 2003, Economi Pembangunan --Teori, Masalah, dan Kebijakan, Edisi Ketiga,UPP-AMP YKPN, Yogyakarta Ari Mulianta G. & Rasbin, Pengaruh Pertumbuhan Ekonom 285 Semakin besar ketimpangan antara golongan atas dan golongan bawah akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin, sehingga kemiskinan relatif erat kaitannya dengan masalah distribusi pendapatan. Dari penjelasanpenjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menurut Sumanta (2005) definisi kemiskinan harus mencakup: (1) ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar; (2) ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi); (3) ketiadaan jaminan masa depan (4) rendahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber daya alam; (5) tidak dilibatkan dalam kegiatan sosial masyarakat; (6) ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan; (7) ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental; (8) ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial; (anak terlantar, wanita korban kekerasan, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil.)8 c. Garis Kemiskinan Dalam menghitung tingkat kemiskinan dalam suatu daerah dimulai dengan menggambarkan sebuah garis kemiskian. Idealnya, garis ini definisikan sebagai pendapatan per kapita/rumah tangga. Rumah tangga dengan pendapatan perkapita dibawah garis kemiskinan dapat dikatakan miskin, sementara mereka yang mempuyai pendapatan di atas garis kemiskinan dapat dikatakan tidak miskin. Garis kemiskinan (GK) digunakan dan ditetapkan oleh BPS untuk menghitung jumlah penduduk dan rumah tangga miskin. GK didapatkan dari hasil survei modul konsumsi Bapenas yang ditetapkan dalam rupiah per orang per bulan. 8 Sumanta, Jaka, 2005, Fenomena L.

Kemiskinan  merupakan masalah yang sangat kompleks dan multidimensional dengan berbagai faktor penyebab dan dampak yang saling terkait. Meskipun ada kemajuan dalam mengurangi jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem dan kelaparan di beberapa negara, masih ada jutaan orang yang mengalami penderitaan dan memiliki keterbatasan akses terhadap sumber makanan dan sumber daya lainnya. Upaya untuk mengatasi permasalahan ini memerlukan pendekatan yang holistik, berkelanjutan, dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai sektor dan pihak yang berbeda. Beberapa solusi dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, di antaranya: meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan kerja, mempromosikan infrastruktur dasar, memperkuat sistem sosial dan sarana kesehatan, meningkatkan sumber daya alam dan manusia, serta memperbaiki sistem perdagangan global yang dirasa tidak adil. Kemiskinan merupakan isu global yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dunia. Isu ini terus berlanjut dan memberikan dampak yang besar pada kehidupan manusia dan perkembangan suatu negara. Masalah kemiskinan sangan mempengaruhi kehidupan manusia di seluruh dunia, terutama bagi negara-negara berkembang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun