KRISIS DAN KEBRANGKUTAN SRI LANKA
Sejak merdeka 1948, ekonomi sri lanka tidak pernah baik baik saja, ekonomi negara yang berjumlah 22 juta penduduk ini mengalami perlambatan dan resisi terjadi karena banyaknya angka korupsi di negara ini. Kebijak politik yang seharusnya tidak dilakukan tetapi terjadi di negara ini demi kepentingan politik. Krisis ekonomi ini bermula dari peristiwa 2019, yang pertama terjadinya banyak terror yang ada di sri lanka, kasus pengeboman salah satunya. Karena sri lanka memiliki banyak sekali tempat wisata yang eksotis, hal ini menyebabkan berkurangnya kunjungan ke negara ini, kunjungan ini menurun drastis sampai 80%, sehingga menguras devisa Negara. Karena industri pariwisata merupakan sumber pendapatan yang besar bagi negara ini.
Yang kedua terjadi penerapan prinsip ekonomi yang tidak rasional, kebijakan ini antara lain pemotongan pajak yang besar besaran demi mendapatkan popularitas yang dilakukan presiden sri lanka sekarang. Penurunan presentase pajak mengurangi pendapatan negara dari pajak ekspor, pariwisata dan sumber pendapatan lain. Selain itu yang menyebabkan krisi ekonomi sri lanka juga terjadi karena adanya covid-19 di 2020, sehingga menyebabkan jumlah permintaan pasar menurun. Salah satunya the dan karet, karena the dan karet termasuk jumlah pendapatan yang besar bagi sri lanka.Â
Kebijakan ekonomi selanjutnya yang menyebakan bertambahnya krisis ekonomi terhadap sri lanka yaitu pemerintah melarang untuk mengekspor pupuk, imbas dari kebijakan ini terjadi menurunya ekspor di bidang pertanian, gagal panen yang banyak di sri lanka. Ini menyebabkan berkurangnya bahan pangan dan terjadinya kelaparan. Sehingga sri lanka bergantung kepada impor beras dan bahan makan, yang menyebabkan berkurasnya devisa negara.
 Pada tahun 2022 situasi di sri lanka makin mengerikan, sri lanka mengalami berkurangnya mata uang asing untuk mengimpor bahan bakar, hal ini menyebabkan terjadinya pemadaman listik selama 13 jam dalam sehari karena kurangnya bahan bakar untuk tenaga listrik. Tidak itu aja pada april 2022 sri lanka gagll membayar utang yang udah jatuh tempo sebar 51 milliar us dolar dan dinyataka Negara bangrut. Akibat dari kejadian ini banyak masyarakat yang demo, sampai masuk ke istana negara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H