Mohon tunggu...
Maria Goretti Octavia Pepe
Maria Goretti Octavia Pepe Mohon Tunggu... Guru - Kampung Sawah

Bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Experiential Learning David Kolb

10 Desember 2021   19:25 Diperbarui: 10 Desember 2021   19:28 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Experience atau pengalaman  sangat berperan pada proses pembelajaran seseorang dimana pembelajaran bisa dilakukan melalui refleksi dan juga melalui pengalaman langsung. Pada experiential ini lebih berfokus untuk tiap-tiap individu dalam proses pembelajarannya. 

Tujuan dari model experiential learning yaitu ingin mengajak siswa untuk dapat berpikir secara kritis tentang kejadian yang mereka temui dalam kehidupan setiap hari dan juga mengajak mereka untuk membuat penelitian secara sederhana untuk dapat mengetahui yang sebenarnya terjadi dan kemudian meminta mereka menarik garis besarnya.

Alasan mengapa teori ini disebut sebagai experiential learning yaitu bahwa pada teori ini menekankan pengalaman dalam proses pembelajaran. Ada empat konsep gaya belajar David Kolb yaitu:

  • Concrete Experience ( Pengalaman konkrit ). Dalam hal ini siswa belajar menggunakan perasaan melalui pengalaman-pengalaman yang konkrit, mengutamakan hubungan dengan sesama dan juga sensitivitas terhadap perasaan orang. Melalui pengalaman baru, siswa dapat melibatkan diri sepenuhnya. Siswa juga terbuka dan bisa beradaptasi terhadap perubahan yang sedang dihadapinya. Tahap awal dari peristiwa belajar yaitu siswa mengalami suatu kejadian sebenarnya. Seperti anak usia dini, mereka bisa melihat dan juga merasakan, mereka juga dapat dengan lancar menceritakan apa yang sudah mereka alami. Tetapi mereka belum bisa memahami peristiwa yang mereka alami tersebut. Mereka juga bisa untuk dapat menjelaskan bagaimana dan mengapa peristiwa itu bisa terjadi. Misalnya ketika seorang anak usia dini mengalami kecelakaan seperti kebakaran rumah yang mengakibatkan meninggalnya orang tuanya. Ia dengan lancar akan bisa menceritakan peristiwa tersebut kepada orang lain. Tetapi ia tidak bisa menjelaskan bagaimana  dan mengapa peristiwa kebakaran tersebut bisa terjadi.  
  • Reflective Observation ( Tahap aktif dan reflektif ). Pada kesempatan ini siswa belajar menggunakan pengamatan terlebih dahulu. Mereka akan berusaha untuk selalu mengingat pengalaman yang sudah mereka lalui dan berusaha untuk mencari tahu kenapa hal tersebut bisa terjadi. Setelah itu mereka akan berupaya untuk merefleksikannya kembali. Apa yang mereka alami dalam peristiwa tersebut akan membuat siswa berkembang terlebih dalam hal pemahaman.
  • Abstract Conceptualization ( Tahap konseptualisasi ).  Pada tahap ketiga ini siswa berusaha untuk  belajar menggunakan pemikiran dan juga lebih fokus menggunakan analisis logisnya, pemahaman intelektual dari masalah yang sedang dihadapi. Mereka benar-benar memikirkan  secara dewasa terhadap peristiwa yang mereka alami dan juga bagaimana mereka bisa keluar dari peristiwa tersebut.
  • Accomodator ( Tahap eksperimen aktif ). Tipe ini merupakan perpaduan antara merasakan dan juga berbuat. Siswa dalam hal ini lebih senang untuk mengaplikasikan bahan ajar dalam situasi yang baru untuk dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang sedang dihadapinya. Pada saat menyelesaikan masalah mereka lebih memperhatikan faktor manusia dibandingkan dengan analisis teknis. Anak yang memiliki kelebihan pada tipe ini yaitu bahwa mereka dalam hal belajar punya kemampuan yang lebih dari hasil pengalaman nyata  yang mereka lakukan. Rencana sudah mereka buat dan mereka lebih tertantang dalam melibatkan diri untuk pengalaman-pengalaman baru.

Pada pembelajaran experiential learning ini membuat anak menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan juga bisa dilihat pada hasil belajarnya. 

Disini siswa belajar melalui pengalamannya langsung. Dalam pembelajaran mereka bisa dengan bebas mengutarakan segala pendapat mereka. Peran guru dalam hal ini sangat besar sekali dalam mendampingi siswanya proses pembelajaran. 

Terlebih untuk anak usia dini, banyak sekali pengalaman yang sudah mereka alami. Dengan segala kepolosannya, mereka akan menceritakan pengalaman yang sudah mereka alami kepada guru dan teman-temannya. 

Pengalaman tersebut akan menjadi kenangan yang baik jika mereka mengalami peristiwa yang bagus akan tetapi jika pengalaman yang telah mereka alami merupakan pengalaman yang buruk, besar kemungkinan akan menjadikan mereka takut atau trauma. Disini sangat besar peran guru sebagai pendidik untuk membantu mereka dalam menghilangkan kenangan yang buruk tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun