Langkah pertama adalah menentukan talenta apa yang dibutuhkan organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya. Organisasi dapat mengawali dengan memahami tujuan jangka panjang organisasi dan strategi yang akan digunakan dengan cara menganalisis visi, misi, dan strategi bisnis yang dimiliki oleh organisasi. Setelah itu organisasi dapat melihat faktor internal dan eksternal perusahaan dengan cara melakukan analisis SWOT. Kemudian setelah menganalisis visi, misi, strategi bisnis, faktor internal dan eksternal, barulah organisasi melakukan pemetaan keahlian yang dibutuhkan oleh organisasi. Organisasi dapat membuat daftar talenta yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan serta mengisi celah yang ada. Tidak lupa juga, organisasi harus mengantisipasi perubahan dan perkembangan industri agar dapat memastikan organisasi memiliki talenta yang tepat untuk masa depan.
2.Membangun strategi manajemen talenta.
Sebuah organisasi harus membangun strategi manajemen talenta yang komprehensif yang mencakup semua elemen, seperti retensi, pengembangan, rekrutmen, dan pengukuran kinerja. Organisasi harus menetapkan tujuan yang terukur dan spesifik agar bisa melakukan program manajemen talenta. Dari tujuan tersebut, organisasi dapat membuat rancangan rencana yang jelas, mulai dari timeline, anggaran, dan sumber daya yang dibutuhkan. Karena sudah membuat rencana yang jelas, organisasi bisa memilih program dan inisiatif yang sesuai dengan kebutuhan talenta dan yang sesuai juga dengan visi, misi dan strategi bisnis organisasi. Selain itu, manfaatkan juga software manajemen talent dan sisterm HRIS. Software disini akan memudahkan dalam mengotomatisasi tugas dan meningkatkan efisiensi.
3.Menerapkan strategi manajemen talenta.
Strategi manajemen talenta terbaik pun tidak akan berhasil jika tidak diterapkan secara teratur. Organisasi harus memastikan bahwa semua pemangku kepentingan terlibat dalam proses ini dan bahwa semua program dan inisiatif berjalan dengan baik. Jika perlu, organisasi dapat menyediakan pelatihan dan pengembangan keahlian dan ketrampilan yang dibutuhkan. Setelah sudah melakukan hal itu, mulailah membangun lingkungan kerja yang suportif dan positif agar bisa memotivasi dan mendukung karyawan untuk mencapai potensi yang mereka miliki secara maksimal. Organisasi juga harus mempromosikan kesempatan karyawan untuk bertumbuh dan berkembang, dengan cara memberikan kesempatan karyawan untuk belajar, mengambil tanggung jawab baru, dan mendukung karyawan untuk maju dalam karir mereka.
4.Mengukur dan Mengevaluasi.
Mengukur dan mengevaluasi kinerja strategi manajemen talenta secara berkala sangat penting. Ini akan membantu organisasi menemukan area mana yang perlu diperbaiki dan memastikan bahwa program yang sedang dijalankan benar-benar menguntungkan perusahaan. Organisasi dapat membuat KPI (Key Performance Indicator) yang tepat.KPI ini dapat berguna sebagai alat untuk melihat sejauh mana karyawan telah berhasil melakukan pekerjaan dari target yang ditentukan. Dari KPI bisa mengumpulkan data-data kemajuan dari setiap divisi atau bidang dalam organisasi dan bisa melacak kemajuan karyawan secara teratur untuk bisa mengidentifikasi area mana atau bagian mana yang perlu diperbaiki oleh organisasi. Setelah dipantau, lakukanlah evaluasi secara teratur juga agar bisa memastikan program yang dijalankan benar-benar memberikan manfaat bagi organisasi. Jika kurang cocok atau tidak dapat diperbaiki, lakukan penyesuaian pada strategi dan program berdasarkan hasil dari evaluasi yang telah dilakukan.
5.Membangun budaya yang menghargai talenta.
Menciptakan budaya organisasi yang menghargai talenta adalah komponen penting dalam keberhasilan manajemen talenta. Ini dapat dicapai dengan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung, kolaboratif, inklusif dimana karyawan akan merasa dihargai dan dihormati. Jika karyawan bisa mencapai keberhasilan, organisasi dapat menawarkan kompensasi dan benefit yang kompetitif.  Berikan karyawan penghargaan dan pengakuan yang layak dan sesuai dengan prestasi yang dicapai oleh karyawan. Dengan adanya penghargaan, karyawan akan lebih termotivasi untuk berusaha lebih baik dalam mempertahankan talentanya serta termotivasi untuk mencoba hal-hal baru. Selain itu, hal tersebut bisa memotivasi karyawan lain untuk mencapai keberhasilan juga. Jika banyak karyawan yang termotivasi, akan mendatangkan keuntungan bagi organisasi karena memiliki berbagai macam talenta. Hal tersebut akan membuat organisasi mencapai keberhasilan untuk menjadikan manajemen talenta  menjadi aset strategis dalam organisasi.
Bukan hanya rekrutmen dan pengembangan karyawan, manajemen talenta mencakup semua proses yang diperlukan untuk membangun tenaga kerja yang kuat dan berdaya saing. Proses ini termasuk analisis mendalam terhadap kompetensi dan kebutuhan keterampilan, penyusunan rencana yang fleksibel, proses rekrutmen yang efektif, program pengembangan keterampilan berkelanjutan, dan upaya retensi yang memastikan karyawan merasa dihargai dan termotivasi. Bisnis dapat memperoleh banyak keuntungan dari manajemen talenta, seperti peningkatan produktivitas dan kinerja, inovasi, keterlibatan karyawan yang lebih tinggi, dan keunggulan kompetitif. Untuk mencapai hal ini, organisasi perlu melakukan hal-hal seperti menentukan kebutuhan talenta, membuat strategi manajemen talenta yang komprehensif, menerapkannya dengan baik, dan mengembangkan dan menerapkan program latihan.
Oleh karena itu, menggunakan manajemen talenta sebagai aset strategis, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan mereka memiliki kompetensi dan motivasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan bisnis mereka, sehingga mereka dapat beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat.