Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Korelasi Antara Usia Cepat Tua dan Kualitas Pekerjaan

20 November 2024   06:30 Diperbarui: 20 November 2024   06:31 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan hasil penelitian, ternyata ada korelasi yang erat antara penuaan dan jenis atau kualitas pekerjaan. Bila kita bekerja semata mencari duit untuk memanjakan kenikmatan duniawi bisa membuat kita tampak lebih tua.

Bagi saya, pemahaman ini sangat masuk akal, silakan buka da lihat Video ini agar bisa melihat dari sumbernya langsung. Mengapa saya sebutkan sangat masuk akal?

Karena sesungguhnya kita mesti memahami tujuan kelahiran ke bumi ini. Tujuan utama kelahiran ke bumi adalah untuk. berbagi qatau melayanoi sesama makhluk hidup. Dengan kata lain bahwa tujuan keberadaan di dunia bukanlah untuk memanjakan nafsu kita. Bila semata hanya untuk menjadi budak nafsu, maka tidak ada gunanya menjadi manusia. Mengapa?

Dari salah satu kebijakan leluhur kita, tujuan utama kita lahir adalah untuk menjadi manusia seutuhnya atau MANURBHAVA.  Untuk lebih memahami arti atau makna kata manusia yang terdiri dari dua suku kata : Manas berarti pikiran dan Isya yang beramakna Tuhan. Bila pikiran manusia tidak ada, yang ada adalah Tuhan. Bagi pemahaman saya, yang saya maksudkan dengan pikiran adalah berkaitan dengan kebendaan. Karena memang pikiran diciptakan untuk melakukan segala sesuatu dengan bendawi. Ingatlah bahwa pikiran adalah materi, sehingga yang dikerjakan juga selalu dikaitkan dengan kenyamanan indrawi.

Kenyamanan indrawi terkait dengan seluruh anggota tubuh serta indra; misalnya mata berfungsi sebagai alat penglihatan, maka sifat alaminya untuk melihat segala sesuatu yang indah. Bukanlah sifat alami penglihatan atau mata untuk melihat yang hidak indah, Inilah sebabnya bila melihat yang tidak indah, kita cepat-cepat mengalihkan pandangan. Demikian juga dengan rasa pada lidah kita, sifat alaminya untuk mecicipi yang enak, bila merasakan yang tidak enak, kita selera membuangnya.

Kembali pada pokok pembahasan, tentang usia yang cepat menua. Otak tidak mengenal jenis atau apa yang dikerjakan. Dari hasil penelitian ternyata yang dikenal otak adalah kualitas pekerjaan. Bila pekerjaan yang dilakukan membuat pikiran tidak terbebani, otak akan mengirimkan sinyal rileks yang dirasakan oleh seluruh tubuh kita. Semakin sering otak bekerja untuk yang bermanfaat bagi orang banyak, karena sifatnya pelayanan, maka si otak tidak merasa dibebani. Semakin rileks dan santai otak kita, semakin rileks tubuh kita. Dengan demikian penuaan dini tidak cepat terjadi.

Tubuh kita akan cepat menua bila seluruh pikiran dibebani pekerjaan yang semata berkaitan untuk memburu kenyamanan indrawi atau nafsu syahwat. Dengan kata lain, kita menjadi budak indrawi. Dalam hal ini, si otak sebagai alat ekspresi pikiran memiliki beban berat, dan beban berat ini juga yang dikirimkan ke seluruh tubuh kita. Sinyal yang berkaitan dengan pemanjaan indrawi kita berpengaruh terhadap proses penuaan tubuh.

Sebaliknya. bila pikiran kita bekerja untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan demi kebaikan sesama, maka otak tidak merasa tidak terbebani, maka sinyal yang dikirimkan ke tubuh kita tidak menjadi beban bagi tubuh, karena si tubuh merasakan bahwa yang dikerjakan oleh tubuh bisa membuat orang lain berbahagia.

Ketika terjadi keselarasan antara pikiran yang tidak mementingkan diri sendiri dan beban yang bekerja pada otak, maka penuaan usia bisa diperlambat. Inilah sebabnya, mereka yang bekarja untuk kepentingan orang banyak tampak awet mudam sedangkan yang bekarja sekadar mencari uang untuk berburu kesenangan menjadi tampak lebih tua dari usia sebenarnya.

Ketika kita bekerja untuk melayani sesama kita, seakan kita tidur dalam keadaan deep sleep. Jadi walaupun tidur banyak secara kuantitas, otaknya terbebani, karena ternyata si otak tidak bisa tidur, pikiran sangat aktif. Kualitas tidur kita terganggu. Saat pikiran terganggu, seluruh indra terpengaruh.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun