Mereka yang selalu mencari kambing hitam dengan selalu mencari kesalahan orang lain serta lingkungan, semata hanya membuktikan bahwa mereka tidak mau mengubah keadaan diri sendiri. Pada umumnya penyakit mereka ini selalu minta diperhatikan dan dikasihani. Padahal cara yang mereka tunjukkan semata membuktikan kemalasan dalam upaya memberdayakan diri sendiri.
Pemberdayaan diri berarti kita mesti kenal diri sendiri. Diri yang sejati adalah diri sebagai percikan Ilahi. Dengan cara mengenal diri sendiri sesungguhnya kita sedana berupaya untuk mengenal Tuhan. Ingatlah pepatah para suci/bijak yang sudah berulang kali hadir di muka bumi. Mereka contoh nyata sebagai manusia unggul yang mengenal Tuhan, caranya sudah diberikan : 'Kenalilah dirimu sendiri'
Perhatikan pesan yang disampaikan Jesus saat meminggul salibnya sendiri. Jesus tidak menebus dosa setiap orang, tetapi beliau memberikan contoh bahwa setiap orang mesti menanggung kesalahannya sendiri. Bila pun ada sekelompok orang yang mengaku pengikut Jesus masih berpikir bahwa segala dosanya telah ditebus melalui penderitaan Jesus, sungguh mereka tidak mengenal Jesus sebagai panutannya.
Para suci dan bijak sangat meyakini bahwa setiap orang bisa ada karena roh yang ditiupkan oleh Tuhan. Atau dengan bahasa sederhana bahwa kita semua tidak bisa eksis serta hidup bila tidak diberi energi oleh Hyang Maha Hidup. Kita semua memiliki percikan keilahian, ibaratnya percikan air laut. Ya, walaupun hanya sepercik air laut, tetapi kualitasnya tetap sama. Yang kita bicarakan atau bahas adalah kualitasnya, bukan kuantitas.
Dengan kata lain, Dia juga hadir dalam diri setiap makhluk, hewan serta yang konon katanya benda mati. Sebenarnya, tiada satu pun benda yang disebut mati. Misalnya batu, kita nanggap benda mati, tetapi bila kita merenung lebih dalam, ternyata suatu ketika yang disbeut batu akan terurai menjadi pasir. Tampaknya tidak bergerak, tetapi proses penguraian tetap berlangsung. Inilah energi yang mengubah batu menjadi butiran pasir. Inilah proses alami.
Bila kita melakukan suatu kesalahan, ini juga karena kita belum mengenal diri sendiri. Tuhan yang melingkupi alam yang juga menggerakkan kita selalu hadir untuk berkarya untuk kebaikan alam semesta. Dengan mengiungat bahwa Dia hadir pada setiap makhluk, saya ingat yang tertulis pada pita ada lambang negara kita : Burung Garuda.
BHINEKA TUNGGAL IKAÂ
Bhin berarti beraneka ragam.
Eka bermakna satu......
Tunggal juga satu..
Ika juga satu..