Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keserakahan Menghasilkan Ketakutan

17 September 2024   06:30 Diperbarui: 17 September 2024   06:33 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keserakahan menghasilkan kesedihan, lalu dari kesedihan timbul rasa takut. Ia yang tidak serakah tidak sedih dan takut. Yang serakah tidak mengenal rasa puas dan syukur atas yang telah dimilikinya. Ia merasa kuren ini dan itu, dan bila tidak terpenuhi, perasaan kecewa, sedih, dan gelisah menguasai dirinya. Rasa sedih, gelisah serta kecewa akan berlanjut pada hilangnya rasa percaya diri, ia akan ketakutan karena yang diinginkan tidak diperolehnya.

Pada umumnya yang diinginkan karena merasa belum dimiliki, padahal bila dilihat oleh orang lain banyak hal yang sudah didapatnya yang tidak dimiliki oleh orang lain. Hanya melihat bahwa yang dimilikinya tidak bisa menyamai punya orang lain, maka ia begitu bernafsu mengejar semata agar bisa bersaing untuk dipamerkan pada orang lain. Perasaan takut yang muncul akibat keserakahannya menimbulkan hilangnya percaya diri.

Keserakahan menghasilkan ketakutan karena pikirannya sendirilah yang telah mengecilkan atau meniadakan segala sesuatu yang telah dimilikinya. Pandangannya terbutakan oleh keserakahan akan arti segala hal yang sesungguhnya bisa disyukurinya. Bila saja ia bisa melihat keadaan orang lain yang tidak bisa memperoleh hal yang sudah diperolehnya, maka hilanglah ketakutannya. 

Sungguh mahal yang disebut rasa puas. Perasaan puas ini bisa muncul bila ia bisa berbagi dengan orang lain. Rasa kasih ketika melihat orang lain sedang mangalami kekurangan terhadap sesuatu yang memang dibutuhkan merupakan rasa empati. Tidak mudah mengembangkan rasa empati, butuh kepekaan tinggi yang mesti diupayakan terus menerus. Oleh karena itu,hanya dengan cara berbagi terhadap yang sedang membutuhkan, rasa puas dalam diri akan terjadi.

Dengan demikian, agar kita bisa menghilangkan perasaan ketakutan, maka yang dibutuhkan adalah senantiasa mengembangkan perasaan bersyukur terhadap segala hal. Sangat sederhana untuk bisa melihat atau merasakannya. Mulailah sejak bangun tidur janganlah langsung bangun, tetapi buka mata serta sadarilah betapa beruntungnya kita masih diberikan kesehatan saat bangun. Namun ingatlah satu hal seblum tidur, yaitu tidurlah dengan sadar.

Artinya pada saat kita mulai berbaring upayakan niat yang kuat bahwa tidurku malam ini sebagai upaya untuk memberikan kesempatan bagi seluruh organ dalam tubuh agar bisa istirahat dengan baik. Karena dari sudut pandang kesehatan dijelaskan bahwa hanya pada malam harilah seluruh organ dalam tubuh bisa mengalami detoksifikasi. Jadi janganlah tidur tanpa adanya kesadaran. Sehingga saat bangun, kita senantiasa bisa bersyukur akan berkah yang diberikan.

Bila kita sejak bangun bisa bersyukur, maka sepanjang hari kita tetap menjaga kewarasan sehingga tidak terjebak pada dunia keserakahan. Dengan demikian, kita bisa mengatasi ketakutan sebagai akibat keserakahan. Dengan sendirinya mental kita menjadi sehat, selanjutnya tibuh kita juga menjadi sehat dengan sendirinya. Bila tidak percaya, silakan dicoba dahulu.

Catatan : Terinspirasi dari buku Bapak Anand Krishna 108 Mutiara Kehidupan

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun