Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manajemen Waktu Menentukan Alam Setelah Kematian

13 September 2024   06:30 Diperbarui: 13 September 2024   06:32 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya, hanya saat di dunia inilah kita bisa menentukan keadaan roh kita di alam sana atau alam setelah kematian. Bila kita hanya mengurusi kenyamanan tubuh dengan cara memanjakan indrawi kita, maka kita telah memilih situasi keadaan roh kita di alam sana. Adalah sesuatu tidak mungkin kita mendapatkan kebaikan bagi roh kita di alam sana. Mengapa?

Karena hanya saat memiliki tubuh, terutama adanya perangkat keras atau hardware atau otak yang bisa mentransformasi intelektual menjadi intelegensi atau buddhi. Bila saat di dunia ini kita melakukan transformasi diri dengan cara melakukan pekerjaan mulia, maka kita tidak akan mengalami peningkatan kualitas roh kita. Ingatlah bahwa roh yang terdiri dari gugusan pikiran serta perasaan. Roh bukanlah Jiwa Individu.

Jadi bila di dunia ini waktu kita untuk meningkatkan kualitas pikiran tidak optimal, maka dalat dipastikan kualitas roh kita juga tidak akan baik setelah kematian tubuh. Bagi pemahaman saya, kelahiran saat ini adalah berkah yang luar biasa. Guru saya percha mengatakan bahwa di sekitar setiap orang ada paling tidak 3 roh yang menunggu kelahiran. Mengapa?

Ternyata alam ini memiliki kecerdasan yang menentukan jumlah manusia yang lahir di bumi ini. Alam ini memahami jumlah makanan yang tersedia di bumi sehingga jumlah manusia yang lahir pun diatur oleh alam ini. Tidak semua roh bisa lahir dengan cepat ke dunia. Oleh sebab itu, kita mesti mensyukuri berkah kelahiran di dunia ini. Ingatlah juga tujuan utama kelahiran adalah untuk peningkatan atau evolusi kualitas pikiran yang juga berarti kualitas roh.

Roh yang berkualitas baik memiliki peluang besar untuk menyatu kembali ke Hyang Maha Agung. Mungkin ada yang bertanya : 'Mengapa Tuhan "KEPO" dengan memercikkan Sang Maha Jiwa ke dunia ini bila harus kembali ke Dia?'

Wah bila itu pertanyaannya, ya silakan tanya sendiri pada Dia Sang Sutradara Agung, saya seperti anda yang hanya melakoni peran. Berdasarkan pertanyaan anda, saya akan memberikan gelar Tuhan yang maha kepo. Iseng saja menanggapi pertanyaan anda....... Jangan seriuslah, Tuhan juga suka bercanda. Kala tidak suka bercanda, maka tidak ada permainan di panggung sandiwara ini.

Sekarang balik, bagaimana kita mengatur waktu sedemikian rupa agar kalita roh kita baik di alam sana. Yaitu dengan cara berpikir, berucap serta berbuat demi melayani sesama makhluk hidup. Ini yang selalu diingatkan Guru saya : LOVE ALL SERVE ALL. Melayani Tuhan dengan melayani masyarakat dan kemanusiaan.

Bila sepanjang hidup kita di dunia ini hanya memanjakan nafsu indrawi atau mencari uang semata menumpuk kekayaan sehingga tidak ada waktu untuk mengembangkan kemuliaan jiwa berarti kita tidak mengalami perkembangan jiwa. Kita hanya jalan di tempat, walaupun dilataban oleh dunia atau masyarakat kita sukses materi, namun miskin perkembangan Jiwa. Maka di alam setelah kematian, roh kita kurus kering. Bukan berarti seorang meditator tidak butuh uang, uang adalah energi yang dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas roh.

Tidak ada surga atau neraka di alam sana, bukankah kita semua sudah di dalam Tuhan, surga atau neraka mana lagi yang kita cari?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun