Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengembangkan Kekuatan Batin

12 September 2024   06:30 Diperbarui: 12 September 2024   06:32 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : bibitbunga.com

Kekuatan batin adalah kekuatan yang sesungguhnya dibutuhkan dalam hidup kita saat ini. Selama ini kita dibentuk oleh lingkungan, terutama keluarga terdekat. Dengan kata lain kita telet kehilangan jati diri kita. Identitas yang diberikan oleh lingkungan yang selalu dikaitkan dengan materi, misalnya seseorang dikatakan sukses bila memiliki rumah besar serta mobil mewah. Inilah sebabnya ketika kita kecil ditanyakan tentang cita-cita mau jadi apa ketika besar, maka jawabaannya selalu trekant dengan materi.

Hal tentang dunia materi sangat lumrah, karena yang kita lihat dan dengar tentu terkait dengan materi. Adalah suatu berkah luar biasa bila seseorang memiliki ketertarikan tentang olah batin atau dunia spiritual. Tolong kiingat yang saya maksudkan dengan dunia spiritual adalah tentang perjalanan ke dalam diri yang sama sekali berbeda dengan pandangan umum tentang sipiritualitas. Di luar, spiritual tentu dikaitkan dengan kemampuan supranatural atau segala sesuatu tentano dunia ghaib. Padahal semuanya hanyalah permainan pikiran kita sendiri.

Dunia spiritual yang saya pahami adalah tentang pemberdayaan diri, ini terkait erat dengan kekuatan batin. Kekuatan batin yang saya maksudkan adalah kekuatan untuk bangkit memberdayakan diri sendiri sehingga kita tidak lagi dipengaruhi oleh pendapat umum, tetapi kita bersandar pada Dia yang ada dalam diri kita. 

Membangkitkan kekuatan batin adalah membersihkan identitas yang diberikan oleh lingkungan atau masyarakat sekeliling. Masyarakat yang hanya mengenal dunia benda, kenyamanan indrawi atau kenyamanan badaniah. Secara umum masyarakat di sekitar kita hanya mengenal tiga hal : makan/minum, kenyamanan badaniah atau tidur serta seks. Bukankah ini tidak beda dengan kehidupan hewan?

Dengan kata lain sesungguhnya bila tidak atau belum lepas dari tiga cakra dasar tersebut, kita masih hewan berbentuk manusia. Ini tidak salah juga, karena memang inilah insting dasar kita. Dengan kata lain, selama kita hidup hanya berkisar pada tiga hal tersebut sesungguhnya kita masih berada ada ranah otak mamalia atau mamalian brain. Inlah bagian batang otak limbik, sebagai manusia utuh semestinya kita mulai hidup dalam ranah neocortex yang erupakan perangkat baru yang diberikan pada manusia.

Kekuatn batin sangat terkait erat denagn pengembangan neocortex. Semakin besar atau tinggi pencapaian kita daam mengolah batin berarti semakin banyak kita memanfaatkan neocortex. 

Ya g perlu diketahui juga bahwa pengoembangan neocortex selaras dengan peningkatan kundalini. Kundalini sama sekali tidak terkait dengan kemampuan luar biasa tetapi dikaitkan dengan kemampuan untuk memberdayakan diri sendiri. Dengan pemberdayaan diri kita melepaskan diri dari perbudakan lingkungan atau dunia benda.

Kita tetap hidup dalam dunia benda yang memiliki sifat dualitas; panas-dingin; sakit-sehat; senang-susah, namun kita bisa menerima sifat dualitas sebagai sifat alami yang mesti kita lampaui. Satu hal yang perlu disadari adalah ketika kita berada di dunia atau alam dualitas berarti kita berada pada ranah intelektual.

Kembali bagaimana upaya mengembangkan kekuatan batin?

Latihan meditasi di Anand Ashram yang didirikan oleh Guruji Anand Krishna sejak tahun 1991 memberikan cara pembersihan lekatan energi emosi dalam pikiran kita. Karena tubuh kita terdiri dari 60-70% cairan, maka dengan mudah segala yang kita lihat, dengar, dan rasakan baik melalui kulit atau lidah dengan mudah tersimpan dalam memori pikiran kita.

Lekatan emosi yang sesungguhnya merupakan reaksi kimia ini menjadi tabir atau hijab yang menutupi kesejatian diri kita. Inilah yang disebut dengan identitas palsu bentukan lingkungan. Ingatlah pepatah : "Bila kita melangkah satu, maka Tuhan akan menghampiri kita seribu langkah. Baru saya sadar maknanya sekarang ini, karena Dia maman tidak hilang, yang kita butuhkan adalah menyadari kehadiran-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun