Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Contoh Paling Tepat dari The Law of Attraction

28 Agustus 2024   06:30 Diperbarui: 28 Agustus 2024   06:33 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada suatu cerita tentang anak tikus yang sangat pas bekerjanya The Law of Attraction.

Dikisahkan ada seorang petapa sakti yang menolong anak tikus yang ditinggalkan induknya. Dengan kekuatan pikirannya, anak tikus pun diubahnya menjadi anak manusia, kebetulan jenis kelaminnya betina, maka ia jadi anak perempuan yang cantik. Oleh sang petapa pun diberikan pendidikan selayaknya anak manusia, baik pendidikan maupun sopan santun sebagai anak manusia.

Akhirnya si anak gadis tumbuh dewasa, saat mencari jodoh baginya pun tiba. Sang petapa tidak sembarang memilih calon mantunya, ada 7 syarat atau kriteria yang harus dipenuhi : 

  • Bibit yang baik
  • Dari Keluarga yang Mapan dan Berpenghasilan
  • Berpendidikan
  • Berkarakter
  • Berpenampilan menawan
  • Sehat Fisik dan Mental
  • Pergaulan/Hubungan dengan Orang-orang baik.

Tujuh syarat tersebut harus satu paket, maka sang ayah yang menginginkan anaknya dapat suami yang baik melirik pada salah satu dewa yaitu Surya. Dengan senyumnya yang sedikit misterius, dewa Surya menerima perjodohan tersebut. Tidak demikian dengan si anak perempuan, ia menolaknya dengan alasan dewa Surya sangat panas.

Pilihan berikutnya, dewa Indra. Sang dewa Indra dengan senyum yang sama misteriusnya bersedia menerima anak perempaun sang petapa. Kembali penolakan dilontarkan si anak gadis dengan alasan bahwa dewa Indra sangat sibuk sehingga dikhawatirkan tidak ada waktu untuk menemani istrinya.

Pilihan berikutnya adalah dewa Bayu, angin. Dengan senang hati, sang dewa Bayu menerima pilihan tersebut. Sang anak petapa tetap dengan penolakannya dengan alasan bahwa dewa Bayu mempunyai sifat angin-anginan.

Pilihan berikutnya adalah dewa Hemaraj, dewa bukit. Sang dewa bukit pun ditolak, dengan santun sang Hemaraj  menerima tolakan tersebut, namun ia mengajukan calon lain yaitu raja tikus yang merongrong perbukitan. 

Akhir kata dipanggillah sang raja tikus, wah ternyata sang anak petapa dengan senang langsung menerimanya. Diangkat dan ditimang-timang raja tikus, maka sesaat kemudian si anak manusia dari bibit tikus kembali ke wujud aslinya, anak tikus...

Jangan mentertawakan bibit Titus, jangan-jangan kita pun demikian. Sudah dilahirkan sebagai manusia, tetapi kita abai untuk mengembangkan kemanusiaan dalam diri kita, sehingga kita tetap hewan berwujud manusia. Ingatlah selalu tujuan utama kelahiran kita sebagai manusia adalah mengembangkan diri menjadi manusia seutuhnya. Dengan kata lain, kita umenumbuhkembangkan selalu sifat kemanusiaan dalam diri kita. 

RTidaklah mudah menjadi manusia yang sesungguhnya, paling mudah kita harus mengendalikan diri sehingga tidak menjadi budak indrawi atau nafsu kita. Hindari lima sifat di bawah ini:

  • keserakahan
  • kemarahan
  • tamak atau loba
  • keterikatan terhadap kebendaan
  • nafsu keinginan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun