Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jangan Sampai Menggunakan BPJS, Surga Ganjarannya

11 Agustus 2024   06:30 Diperbarui: 11 Agustus 2024   06:35 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampaknya tidak banyak dosa atau kesalahan yang tidak kita sadar dengan sering menggunakan BPJS. Kesalahan atau dosa pertama adalah kita telah merampas hak orang. Dengan kata lain dengan sering menggunakan atau memanfaatkan dana BPJS, kita telah merampas hak atau harta orang lain. Mungkin hal ini tidak disadari. Mari kita renungkan..

Berapa iuran BPJS kita, nah suatu ketika kita menderita penyakit yang mengharuskan cuci darah. Silakan dibandingkan antara iuran dan  biaya cuci darah. Bukankah tanpa sadar kita merampas hak atau miliki orang lain? Dosa akibat perampasan atau pencurian harta orang lain telah kita lakukan. Mungkin atau bisa dipastikan berkata, 'Itu, kan kewajiban negara untuk membiayai karena kita telah membayar pajak.'

Okay, saya terima argumentasinya, tetapi pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa penderitaan atas penyakit kita sesuatu yang disengaja. Bahkan ada yang membantah 'Jelas tidak mau dong kita sakit.' Namun demikian, bukankah penyakit tersebut sebagai akibat kelalaian kita sendiri? Bagaimana tidak. Kita sembarangan makan yang tidak sesuai dengan nutrisi. Di atas segalanya demi kenyamanan lidah, kita makan sembarangan sehingga merusak organ dalam tubuh kita. Dapat dipastikan ada yang membantah, karena tidak mampu beli makanan sehat, maka terpaksa makan mie instan setiapa hari sehingga berdampak pada ginjal. 

Inilah alasan kemalasan kita. Kerusakan ginjal sebagai akibat harus bekerja terlalu keras. Terlalu banyak makan gorengan yang dijual di pinggir jalan juga bisa merusak ginjal. Namun sesungguhnya kita bisa menghindarinya dengan cara yang murah dan sehat. Banyak olah raga, minum air putih serta minum kunyit atau ramuan tradisional lainnya. Tidak mahal juga bila kita rajin minuman ramuan tradisional. Konsumsi sayuran yang banyak. Sayuran bisa ditanam sendiri juga. 

Kesalahan atau dosa dengan mengabaikan konsumsi makanan sehat sehingga merusak organ dalam tubuh yang lain adalah kita tidak menyayangi organ dalam tubuh sendiri. Ingatlah tubuh kita mesti dirawat dengan baik, karena tubuh merupakan kendaraan sang Jiwa selama di dunia. Bila tubuh sakit karena kelalaian kita, berarti kita melupakan tujuan utama kelahiran, yaitu untuk melayani sesama makhluk di dunia. Ingatlah bahwa keberadaan kita semestinya memebrikan rahmat bagi sesama. Dengan tubuh yang sakit, kehadiran kita membuat orang lain mesti merawat kita. Bukan kah ini merepotkan sesama manusia? Ini bukan karena orang lain, tetapi akibat kita memanjakan nafsu indrawi kita. Bisa juga berhamba pada hamba kenyamanan lidah.

Sekarang ini juga banyak yang mengalami diabetes, karena banyak minum yang manis. Bahkan ada yang tidak mau minum air putih, akibatnya? Kita yang merusak diri sendiri karena malas minum atau konsumsi yang membuat diri kita sehat.

Menjadi sehat itu pilihan, Ubah pola hidup dengan cara belajar segala informasi yang tersedia di sekitar kita. Hindari segala jenis makanan yang bisa merusak organ dalam tubuh kita. Puasa secara berkala setiap hari sangat membantu. Bukan kah dengan puasa selain bisa berhemat juga tubuh jadi sehat. Tidak makan setelah matahari terbenam. Cara ini juga memberikan kesempatan agar karbo diolah dengan baik.

Janganlah Jadi penguin neraka di dunia dengan hidup secara menderita karena harus pergi ke Rumah Sehat. Hindari merampas hak orang lain dengan cara tidak perlu menggunakan BPJS. Ingatlah bahwa perampasan atau pencurian hak orang lain juga jadi beban dosa yang mesti dibayar.

Semua penderitaan akibat ulah kita, jangan menyalahkan orang lain. Inilah akibat kemalasan kita sendiri.........

https://bnp.jambiprov.go.id/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun