Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Setan Terbuat dari Api: Malaikat dari Cahaya. Sepertinya Janggal?

2 Juni 2024   06:30 Diperbarui: 2 Juni 2024   06:43 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.pngegg.com/id/

Mendengar tentang yang disampaikan atau tertulis dalam kitab yang selama ini kita baca bersama, saya jadi bingung.

Bukankah api mengeluarkan cahaya? Dengan kata lain api adalah sumber cahaya. Ini berarti  sumber malaikat dari api atau bahan pokok pembuat setan?

Tolong jangan percaya yang saya sampaikan. Bukankah setiap orang bisa menafsirkan atau memiliki cara pandang berbeda? Bila pembaca bisa menerima yang saya sampaikan, itu juga pandangan anda sendiri. Karena yang saya sampaikan berdasarkan cara pandang saya. Bukan kah sampai sekarang, baik malaikat maupun setan juga hanya dalam benak atau imajinasi kita?

Keduanya tidak tidak berwujud secara nyata/fisik. Bila pun kita anggap setan sumber kejahatan, sebagaimana yang dituliskan dalam kitab, tetapi bisa juga si setan sekarang sudah pensiun. Mengapa?

Berdasarkan berita-berita di  layar kaca ataupun media lain, yang diperbuat manusia sepertinya sudah jauh melampaui kekejaman atau kebrutalan setan zaman dahulu. Bayangkan, hanya sedikit masalah terjadi, manusia bisa melakukan kekejaman melebihi hewan. Hewan saja tidak tega menganiaya anaknya sendiri, eh manusia karena mengalami tekanan bisa melakukan tindakan kekerasan terhadap anak kandungnya.

Hewan tidak sampai hati meninggalkan atau membuang anak kandungnya, eh seorang ibu bisa meninggalkan anaknya sehingga dikerubungi semut; atau tega membuangnya. Pikiran pendek demi menghilangkan rasa malu, seorang ibu muda begitu sampai hati melakukan perbuatan tercela.  Sepertinya si setan yang kita anggap kambing hitam ketika melakukan perbuatan kejam juga belum sampai hati (bila si setan ada hatinya).

Banyak tindakan yang brutal dan sadis dilakukan manusia semata karena terjebak atau menjadi budak indranya. Baru-baru ini juga kita bisa mendapatkan berita, anak di bawah umur tega menganiaya atau bahkan membakar teman satu kelasnya. Gambaran kegagalan pendidikan kita. Belum lagi ada anak di bawah umur bisa melakukan pemaksaan seksual terhadap teman yang juga seusia. 

Banyak juga mereka yang berkedok menjadi guru agama bisa melakukan tindakan tuna susila terhadap anak didiknya. Kejadiannya sudah berulang kali. Mereka yang melakukan tindakan tersebut katanya percaya malaikat yang katanya mengawasi semua tindakannya. 

Namun berdasarkan pemahaman saya bahwa setan memiliki derajat lebih tinggi, sebagai sumber bahan baku pembuat malaikat, dan satu-satunya makhluk yang tidak tunduk terhadap perintah Tuhan untuk menyembah manusia, lebih baik setan atau malaikat?

Bisa juga asumsi bahwa setan dulu diciptakan, baru malaikat. Karena setan tidak mau tunduk kepada manusia, maka cahayanya juga bolehlah yang tunduk, maka jadilah malaikat. Tetapi anehnya, malaikat digambarkan memilki sifat baik; beda dengan gambaran yang diberikan pada setan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun