Bila masih memungkinkan, hindari bekerja pada tempat-tempat kerja yang membuat orang lain menderita. Sekarang perusahaan pinjaman online atau pinjol begitu marak. Demikian juga judi online. Mungkin tampaknya bekerja di pinjal menjanjikan, tetapi tanpa diketahui atau disadari oleh kita, kita membuat diri kita mengalami penderitaan di masa depan. Bagaimana tidak?
Saya sering mendengarkan iklan yang mereka tawarkan. Tampaknya begitu mudah pinjam uang, dan celakanya kita yang berpikiran pendek begitu terpesona oleh iming-iming kemudahan pinjaman yang begitu cepat. Belum lagi iklan tentang pay later yang begitu menggiurkan. Inilah jebakan hipnosis massal.Â
Dengan bekerja pada perusahaan yang menjebak orang lain, tanpa sadar kita menanam karma buruk. Apalagi kemudian kita membuka aib orang dengan ancaman segala macam sebagaimana dipraktikkan oleh pinjol. Betul sekali hal ini bisa menekan mereka yang pinjam dengan perasaan malu, tetapi cara ini kurang tepat, kita tidak membuat orang sadar bahwa ada kekuatan dari Hyang Maha Kuat bisa dibangkitkan dalam diri setiap orang.Â
Dengan cara di atas, kita mengubur potensi pemberdayaan diri setiap orang. Inilah pembodohan sehingga kita mendcapatkan keuntungan dengan cara sama sekali tidak tepat. Janganlah berpikir bahwa kita bisa bebas dari akibat dengan cara memperbodoh seperti ini. Alam bekerja sangat rapi. Kita bisa membohongi orang banyak, tetapi bisakah kita membohongi hukum alam?
Ingatlan selalu bahwa setiap pikiran, ucapan serta perbuatan akan menuai akibat di masa akan datang. Tidak satu pun bisa lolos dari hukum alam. Saya yakin banyak orang yang akan membantah segala sesuatu yang saya katakan/tuliskan, tetapi mengapa saya sampaikan hal seperti ini, sekadar menyampaikan sesuatu sehingga kita mesti waspada terhadap akibat yang kita ciptakan sendiri.
Mendorong untuk mendapatkan solusi dengan mudah dengan cara menyodorkan pinjaman dengan mudah, kita telah menjerumuskan orang lain ke dalam jurang penderitaan. Banyak sudah kita mendengar tentang korban pinjol yang akhirnya lebih memilikh untuk mengakhiri hidupnya. Mungkin ada yang masih mengelak bahwa itu memang takdir mereka, namun ingatlah bahwa kita juga memiliki peran yang membuat orang lain mengakhiri hidupnya.
Saya tahu hal ini merupakan hukum sangat ruwet dan amat sangat rumit, itulah hukum alam yang sangat canggih. Saya sangat meyakini bahwa tidak satupun alat buatan manusia bisa melakukan hal ini. Mengapa saya sebutkan bahwa tidak satupun alan batan manusia tidak akan bisa melakukannya?
Misalnya, ada orangtua yang memiliki anak yang punya cacat mental. Betul orangtuanya tidak melakukan keburukan di masa hidup sekarang, tetapi tahukah bahwa perbuatan buruknya di hidup masa lalu telah mereka tuai pada kehidupan sekarang.Â
Memang ada yang suka atau ingin lahir di tempat-tempat yang sering mengalami bencana? Misalnya di tempat yang longsor atau terkena musibah banjir laar dingin yang menghanyutkan rumahnya, atau di daerah perang seperti Gaza, atau pun di daerah yang kering kerontang sehingga sulit makan?
Sama sekali bukan keinginan kita semua, tetapi kita harus mengalami penderitaan seperti itu sebagai akibat ulah kita. Bukanlah kehendak Tuhan mencobai hidup kita, tetapi bukanlah Tuhan juga bersemayam dalam diri kita? Bagaimana mungkin membeda-bedakan umatnya untuk mengalami penderitaan?