Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Istilah Mistik yang Tepat

13 Mei 2024   06:30 Diperbarui: 13 Mei 2024   06:39 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.booksindonesia.com

" Tidak, wahai kawan, hanyalah dengan hati penuh cinta kau dapat bertemu dengan Nya, demikian kata Mira..."

Sumber gambar : www.booksindonesia.com
Sumber gambar : www.booksindonesia.com

Ungkapan cinta murni dari kerinduan seorang kekasih yang bukan cinta nafsu, cinta Ilahi. Nanyian serta tariannya dipersembahkan pada Sang Maha Cinta. Implikasinya adalah rasa empati yang tinggi terhadap sesama. Ia bisa melihat Sang Kekasih dalam diri sesama sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Dalam buku tersebut dikisahkan ia diusir dari istana karena bagi mereka yang percaya pada Tuhan yang tidak tampak, hal ini dianggap menduakan Tuhan. Tanpa gentar, ia meninggalkan kenyamanan istana yang dianggap penjara bagi kebebasannya memuja Sang Kekasih dan kemudian pergi mengembara berbaur dengan rakyat jelata. Ia berbagi rasa kasih dan cinta. Rasa kasih dan cinta pada Tuhan berimplikasi pada kecintaan untuk turut memelihara alam. Cinta pada Tuhan juga berarti mencintai ciptaan Nya, alam beserta isinya. Inilah kebijaksanaan para mistik. Inilah keberanian para mistik melawan arus ketidaksadaran masyarakat umum.

Ia tidak mengajak orang lain menari dan menyanyi, namun nyayian dan tariannya mengandung unsur mistis, kekuatan Ilahi yang  mengandung unsur keberanian luar biasa sehingga mampu membangkitkan unsur mistisisme dari setiap insan yang sudah siap menerima kebangkitan jiwa mistik dalam dirinya. Jiwa Ilahi adalah jiwa mistik yang ada dalam diri setiap insan. Keterikatan terhadap materi/duniawi telah menutupi jiwa mistik dalam diri kita semua.

www.booksindonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun