Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sampai Kapan Pun Dunia Tidak Akan Damai...

7 Mei 2024   06:30 Diperbarui: 7 Mei 2024   06:39 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.booksindonesia.com/

Satu kelebihan yang hanya dimiliki oleh manusia adalah adanya otak NEOCORTEX. Perangkat lunak ini sangat jarang digunakan oleh manusia. Mereka yang sadar adanya anugerah ini akan berupaya mengembangkan Buddhi atau intelegensi. Penggunaan pikiran yang kritis, dalam arti senantiasa menimbang ketika akan berbuat. Segala pikiran atau tindakannya dipastikan dilandasi pertimbangan : "Jangan berpikir serta bertindak sebagaimana dirimu sendiri tidak mau diperlakukan" Inilah hukum alam yang abadi agar dunia menjadi damai dan bahagia bagi seluruh makhluk.

Pola pikir seperti ini hanya bisa terjadi bila dan bila kita menyadari bahwa tubuh fisik tidak abadi, dan yang abadi hanyalah Jiwa sebagai kekuatan penggerak manusia untuk berpikir, berucap, serta bertindak. Tanpa adanya percikan Jiwa indvidu dari Sang Maha Jiwa, kita semua tidak berdaya. Sang Jiwa inilah yang abadi. Sehingga bila kita menyadari kehadiran Sang Jiwa pada diri setiap manusia, kita senantiasa bisa menghargai setiap manusia.

Jangan lupa bahwa ketika kita memiliki cara berpikir seperti ini juga kita sedang memuliakan Jiwa kita sendiri. Sehingga bila kita cermati lebih dalam lagi, segala yang kita lakukan baik terhadap orang lain seseungguhnya juga untuk diri kita sendiri. SAMA SEKALI BUKAN UNTUK ORANG LAIN.

Mengapa dikatakan cara pikir seperti ini akan tetap menjadi rahasia abadi?

Suatu rahasia tidak lagi menjadi rahasia bila dilakoni, namun akan tetap menjadi rahasia abadi bila tidak menjadi laku keseharian.

https://www.booksindonesia.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun