Begitu lahir, seorang bayi langsung menangis. Ia sangat sedih karena menyesal meninggalkan tempat yang amat nyaman, surga. Ini yang terjadi. Tidak mengherankan, ia menangis. Alasan yang sama menyebabkan orang saat hidup di dunia begitu memburu kenikmatan. Ia lupa bahwa kenikmatan di dunia merupakan kenikmatan tidak abadi. Karena kenikmatan yang didasarkan pada benda yang tidak abadi juga tidak akan abadi...
Kenyamanan surga yang di alam sono adalah bentuk penyatuan dengan Dia. Katanya abadi. Tetapi apakah benar? Siapa yang tahu pasti, kita semua lahir daam keadaan segala ingatan atau memori ditutup oleh Sang Keberadaan atau alam semesta. Bisa sangat kacau bila kita teringat memori masa lalu.....
Yang terjadi kemudian adalah penderitaan. Memburu sesuatu yang merupakan ilusi. Kita semua lupa bahwa kita berada di dunia yang selalu berubah. Di alam ini, perubahan adalah keabadian.
Begitu lahir, seorang bayi langsung menangis. Ia sangat sedih karena menyesal meninggalkan tempat yang amat nyaman, surga. Hidup dalam rahim yang makanan tekah tersedia merupakan hal yang amat nyaman. Mungkin saja seperti itu yang dirasakan seorang bayi ketika mesti lahir lagi. Sesungguhnya mereka bukanlah bagai kertas kosong tanpa tulisan.Setiap bayi yang lahir telah memiliki memori dari kehidupan sebelumnya. Inilah sebabnya setiap bayi yang kemudian tumbuh kembang memiliki watak atau sifat/karakter yang berbeda-beda. Bayangkan bila setiap bayi yang lahir betul-betul kertas kosong, maka nasib mereka akan sama. Realitanya perilaku dan nasib setiap mereka berbeda semuanya.
Tidak mengherankan, ia menangis. Alasan yang sama menyebabkan orang saat hidup di dunia begitu memburu kenikmatan. Ia lupa bahwa kenikmatan di dunia merupakan kenikmatan tidak abadi. Karena kenikmatan yang didasarkan pada benda yang tidak abadi juga tidak akan abadi...
Oleh pengaruh lingkungan, bisa keluarga terdekat atau mungkin lingkungan setelah besar membuat orang memiliki harapan. Tidak terpenuhinya harapan membuat seseorang menderita. Inilah yang terjadi kemudian, penderitaan. Memburu sesuatu yang merupakan ilusi. Kita semua lupa bahwa kita berada di dunia yang selalu berubah. Di alam ini, perubahan adalah keabadian. Kenyamanan surga yang di alam sono adalah bentuk penyatuan dengan Dia. Katanya abadi. Tetapi apakah benar?
Tidak seorangpun tahu. Jika ada yang berargumen, banyak orang yang mengatakan bahwa surga atau neraka ada. Masih dalam tahap 'katanya'. Kondisioning seperti ini tertanam sejak bayi. Karena setiap jiwa yang sudah menyelesaikan pelajarannya di bumi akan melanjutkan pelajaran ke tingkat yang lebih tinggi. Saat di dunia ini, semua tergambarkan bagaimankah sesungguhnya perjalanan sang jiwa.
Jiwa adalah percikan Sang Mahasuci. Analoginya, percikan air laut berasal dari air laut. Segala sesuatu yang ada di dalam percikan air laut memiliki sifat sama dengan laut. Kekuasan yang ada dalam jiwa manusia juga sama dengan kekuasan sumber Nya. Namun beda kualititas. Jika Sang Sumber Agung kekuasannya meliputi semesta, percikan yang ada di dalam setiap insan kuasanya hanya mengatur diri sendiri. Jika setiap insan sadar bawa hanya ia sendiri yang bisa meningkatkan kualitas jiwanya, ia bisa kembali menyatu dengan Sang Sumber Agung.
Mengapa manusia terjebak memburu kenikmatan? Bisa juga ini juga karena kenyamanan yang sama pernah ia rasakan sebagai penghuni surga atau dalam rahim. Â Ia memiliki memori untuk merasakan kenyamanan lagi. Ini juga sebabnya manusia memeluk agama. Ia mencari kelompok yang sejenis pemahamannya. Ia mencari keamanan dalam pergaulan di bumi. Sayangnya, banyak yang tidak sadar bahwa ia mesti melepaskan kenyamanan duniawi saat di bumi, termasuk kenyamanan memeluk agama tertentu. Agama hanya penghantar untuk memasuki perjalanan yang menuju tingkat yang lebih tinggi. Bukan tujuan akhir.
Lahir sudah menangis karena tidak rela meninggalkan surga yang berarti kenyamanan. Ketika meninggal juga masih menangisi kenyamanan dunia, berarti ia sudah melupakan kenyamanan surga yang saat lahir merupakan penyebab adanya tangisan pada dirinya. Semestinya kita merasakan kebahagiaan ketika harus pulang kembali ke asal semula. Namun karena amnesia, kita terikat lagi dengan kenyamanan dunia. Â Di bumi adalh tempat rehabilitasi atau tempat untuk mbembersihkan diri. Dengan kata lain, kita sudah menyelesaikan pelajaran di sekolah bumi.
Jika saat kematian kita bisa melupakan semua kenikmatan duniawi, kita akan tersenyum menyambut kenikmatan yang diciptakan Keberadaan. Jadi kelahiran adalah berkah untuk mbembersihkan penyakit di kehidupan lalu. Segala sesuatu yang kita alami adalah akibat kehidupan masa lalu. Saat Ini juga kita sedang menciptakan akibat masa akan datang.
Semua karena mind yang diprogram oleh lingkungan masyarakat yang memiliki penyakit amnesia. Para suci dan nabi adalah contoh insan yang mampu melepaskan programming mind ciptaan masyarakat amnesia. Mengikuti anjuran dan saran para nabi menjadikan kita bisa melepaskan diri dari programming mindset masyarakat amnesia.