Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Setan Ciptaan Manusia

31 Maret 2024   06:30 Diperbarui: 31 Maret 2024   06:31 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : sonora.id

Kekuatan pikiran manusia sungguh menakutkan, akibat pikirannya sendiri, ia bisa menciptakan setan. Di sinilah kelicikan pikiran agar tidak dibunuh oleh si pemiliknya sendiri. Mengapa mesti dibunuh?

Masih ingat makna kata MANUSIA? Terdiri dari dua kata : 'manas dari mind atau pikiran dan isya dari Ilahi'. Jadi ketika pikiran atau mind dibunuh, yang tinggal sifat Ketuhanan/Isya.

Bila pikiran atau mind tidak dibunuh, maka si Jiwa individu yang berada atau bahkan yang menghidupi tubuh kasar dan halus (roh) kembali ke asalnya. Si Jiwa individu ini terjebak dalam tubuh serta roh. Keterikatan terhadap alam benda penyebab utamanya. Bila ada yang tanya : 'Koq bisa?' Ini yang juga buat saya jadi bingung. Tetapi bisa jadi Tuhan iseng ingin cari teman atau menciptakan sandiwara kehidupan. 

Bila keyakinan teman-teman sama dengan saya, maka sebagaimana pernah saya dengar dan juga saya semakin percaya bahwa sesungguhnya setan yang selama ini diberitakan diciptakan Tuhan dari api, saya ragu. Karena Rabiah Aldawiyah sendiri tidak pernah berpikir tentang setan, dalam dirinya semua pikiran terisi penuh akan kekasihnya, Tuhan. Apalagi Tuhan, mana mungkin menciptakan setan sebagai penggoda manusia. Wah kurant kerjaan saja Dia.

Mungkinkah dari sumber kebaikan bisa tercipta setan yang bersifat buruk?

Nah, mungkin munculnya setan ketika dalam diri manusia ada dua sifat; baik dan buruk. Dua sifat ini sumber kekuatan  atau daya hidup yang memungkinkan dunia eksis. Terus terang, saya juga bingung ; betapa isengnya Tuhan menciptakan dunia ini. Yang jelas : 'Tiada satu pun manusia kenal Tuhan. Kita bisa kenal bila ada keterpisahan, begitu di dalamnya, bagaimana mungkin kenal? Mengapa, saya bayangkan cacing dalam perut kita. Bagaimana si casing kenal dengan kita, selama dia berada dalam perut kita. Karena bagi si cacing, itulah dunianya. Begitu keluar dari tubuh, baru si cacing bisa bertatap muka, barulah dia tahu tentang tuannya.

Kekuatan pikiran manusia untuk menciptakan kambing hitam demi menghindari atau mengelak bahwa karena iri hati, dengki atau kemarahan dan nafsu buruk lainnya, terciptalah setan. Bisa dibayangkan kekuatan pikiran manusia sekian milyar manusia menggumpal sehingga menciptakan kekuatan jahat yang akhirnya berbalik menyerang manusia.

Sebetulnya tidak berbeda dengan kekuatan nafsu yang menguasai manusia sehingga bisa melakukan pembunuhan atau perbuatan jahat demi memuaskan nafsunya. Gumpalan energi yang kita sebum setan ini bisa mempengaruhi sifat kita bila berada pada frekuensi sama. Tanpa sadar kita mengundang kekuatan setan untuk memenuhi keinginan rendah kita. Jadi berdasarkan ini, maka saya juga bisa menarik kesimpulan hubungan antara mencari kekayaan dengan jalan pintas melalui berbagai sarana hitam atau jalan pintas.

Sepertinya semua dari kekuatan pikiran kita sendiri. Mungkin ada yang tidak setuju, itu juga sah-sah saja. Bagi saya setiap orang bisa setuju atau tidak atas artikel filsafat saya ini. Tidak ada maksud saya untuk mmbuat anda percaya tentang teori saya. Mungkin anda akan bertanya, 'Mengapa menulis tentang setan sebagai ciptaan pikiran manusia?'

Bagi saya, sayang sekali bila dalam kehidupan yang penuh berkah ini dilewatkan untuk mempercayai sesuatu hal yang rendahan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun