Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Makna Dalam dari Frasa Kata "Terima-Kasih"

25 Maret 2024   06:30 Diperbarui: 25 Maret 2024   06:47 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pinterest.com/pngtree 

Entah siapa yang merangkai kata: Terima dan kasih, namun bagi pemahaman saya : saat kita bersyukur karena menerima sesuatu, maka terdapat kesiapan untuk berbagi. Kata tersebut sungguh indah dan dalam maknanya jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita menerima, sebagai ungkapan syekur, selanjutnya juga siap dialirkan bagi yang mebutuhkan. Bila saja hal ii terjadi, maka akan terciptalah dunia damai. Ini adalah keniscayaan jika setiap insan menerapkan makna kata tersebut dalam keseharian.

Terima kasih dua kata satu sarat makna. Terima berarti kita mendapatkan sesuatu yang bernilai baik bagi kita. Karena kita merasakan manfaatnya dan sebagai ungkapan rasa syukur kita kasih atau memberikan sesuatu terhadap orang yang sudah memberi kita sehingga orang tersebut juga merasakan senang atau bahagia sebagaimana yang kita alami. 

Bisa juga rasa syukur tersebut kita berikan pada orang lain.Dalam suatu tradisi, perasaan bahagia terwujud bila kita bisa berbagi sesuatu bagi sesama. Bukankah demikian seharusnya ungkapan atas rasa syukur atas sesuatu yang kita terima. Saya juga tidak tahu dari mana asal kata ini. Namun jika direnungkan memberikan makna yang sangat dalam. Inilah kata yang diciptakan oleh suatu bangsa yang berbudaya tinggi, suatu hal yang diwariskan dari kebijaksanaan kuno bangsa Nusantara.

Saya juga tidak tahu apakah bahasa Inggris juga memiliki makna kata yang demikian?. Dalam bahasa Inggris diucapkan:

'Thank you; Kemudian dibalas dengan kata: 'You are Welcome' yang berarti kembali, mungkin kembali kasih. Sekedar meyampaikan apresiasi terhadap orang yang telah memberikan sesuatu. Oleh Imam Al Gazhali pernah dibahas bahwa ungkapan syukur tertinggi adalah saati kita juga bisa berbagi. Dengan berbagi sesuatu, diharapkan orang kita beri sesuatu tersebut bersyukur juga kepada Dia Sang Pencipta kehidupan/ Tuhan.

Misalnya kita memberikan sesuatu pada orang lain sebagai ungkapan syukur terhadap berkah dari Tuhan, orang tersebut membalas: Alhamdulillah. Kata ini memiliki ungkapan bahwa orang tersebut juga menyampaikan rasa bahagia/senang atas yang diterimanya. Orang yang kita beri sesuatu secara tidak sadar mengucapkan syukur pada Allah.Inilah cara kita mengajak orang ingat pada Allah. Hal seperti inilah yang mesti terjadi. Kita dibagi sesuatu oleh orang lain, kemudian sebagai ungkapan rasa syukur kita juga berbagi atau memberikan/kasih.

Dengan mengucapkan terima-kasih saja dengan tulus dan disertai rasa atau ungkapan syukur akan bermanfaat bagi perkembangan jiwa kita. Perasaan senang atau bahagia ketika bisa memberi akan membuat mental jadi sehat. Ada sesuatu dalam jiwa kita sehingga semakin peka dan berkembang. Kebiasaan mengucapkan terima kasih bisa membuat jiwa kita mekar atau berkembang. Jiwa yang semakin subur karena selalu respon atau berapresiasi terhadap mereka yang telah memberikan sesuatu terhadap membuat hati ceria. Dengan cara sesederhana ini saja bisa menjadikan kita ceria, apalagi jika dibarengi tindakan bisa melupakan dan memaafkan perbuatan buruk orang lain terhadap diri kita. Bila mental kita sehat, selanjutnya membuat tubuh/fisik juga semakin sehat atau bugar. Sederhana sekali....

Janganlah lupa menyampaikan syukur dengan cara mengucapkan terima kasih pada seseorang yang telah memberikan sesuatu terhadap kita. Keceriaan yang terjadi saat kita bersyukur akan memudahkan untuk melupakan serta memaafkan terhadap mereka yang telah berbuat jahat terhadap kita. Yakinlah bahwa badan memahami benar mekanisme ini.......

Dengan sering mengucapkan terima kasih terhadap segala sesuatu yang kita alami, sesungguhnya tanpa sadar kita melepaskan keterikatan kita pada benda yang kita terima. Dengan kata lan,kita mengakui bahwa segala sesuatu yang ada pada kita bukanlah milik kita. Karena baran yang kita terima juga dahulunya bukan milik kita, Selanjutnya pun demikian. Tidak ada sesuatu yang langgeng. Yang pasti ada hanyalah perubahan........

https://id.pinterest.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun