Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perjalanan Spiritual Sangat Tidak Mudah, Bahkan Menyakitkan

16 Maret 2024   06:30 Diperbarui: 16 Maret 2024   07:12 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya betul sekali, perjalanan ke dalam diri untuk menemukan kesejatian diri amat menyakitkan, perjalanan melawan arus kemapanan. Mapan menurut orang banyak yang suka menjadi pengemis. Inilah pilihan yang diberikan oleh Tuhan atau Keberadaan. Mau bahagia atau tetap jadi peminta yang selalu kelaparan, lapar 3 'TA'. Segala sesuatu yang sangat diinginkan untuk memenuhi kebutuhan indrawi adalah kelaparan :  lapar selangkangan; lapar perut; lapar kenyamanan; bahkan lapar pujian.

Betul-betul melawan arus, karena kebanyakan manusia masih terjebak pada kesadaran badaniah. Kesadaran paling luar, yang terlihat dengan mata kasar. Bila kita hanya melihat lapisan luar, kita tidak akan memahami bahwa segala sesuatu digerakkan oleh yang tidak tampak oleh mata fisik. 

Dan penyakitnya adalah bahwa yang terlihat hanya perbedaan. Kita lupa bahwa susu sapi warnanya tetap putih, walaupun kulit sapi berbeda-beda. darah manusia tetap warna merah walaupun beda warna kulit atau beda wajahnya. Perjalanan spiritual adalah perjalanan sunyi tetapi indah dan bermakna dalam. Inilah tujuan kelahiran manusia ke dunia ini.

Sungguh sangat menyakitkan ketika harus melawan arus kemapanan. Namun sungguh indah dan membahagiakan pada akhirnya. Bisa diibaratkan bagaikan gelondongan kayu yang akan dibuat menjadi bentuk patung.

Proses pemotongan dan pengukiran merupakan proses yang harus dilakukan. Mau tidak mau; suka tidak suka seorang pengukir atau pemahat patung harus melakukan sesuatu pada kayu bentuk gelondongan. Demikian pula dengan jiwa kita, perasaan sakit juga harus dirasakan sehingga menemukan kesejatian diri. Tidak mudah kawan-kawan menjalani tapak perjalanan ke dalam diri.

Tubuh kita sedang sakit, minum jamu atau obat tidak enak bagi lidah kita. Mau enak, ya makan saja yang manis, tetapi tubuh tetap terbaring di atas ranjang. Kenyamanan duniawi bisa memperlemah diri, sembuh tidak, sakit makin parah. Bukan kah ini pilihan kita sendiri?

Hanya dengan memberdayakan diri sendiri, kita bisa memiliki kemampuan melawan arus masyarakat. Butuh keberanian luar biasa untuk melawan pola pikir orang banyak. Bahkan keluarga tidak akan menyetujui perjalanan ke dalam diri, namun demikian harus selalu kita tanamkan ke dalam pikiran kita sendiri bahwa setiap orang butuh hidup untuk diri sendiri bila mau jadi komandan atau raja bagi masyarakat yang berjiwa budak. Budak lingkungan bila kita mengikuti tren yang diinginkan oleh masyarakat. Jauhkan diri dari sosial media atau SOSMED bila ingin menjadi manusia bahagia dan sembuh dari sakit mental.

Pada artikel sebelumnya, saya sudah sampaikan bahwa kita lahir karena sakit. Sakit adanya obsesi pikiran dan perasaan/emosi. Dan obatnya hanya satu, meditasi dan Yoga. Segala latihan meditasi dan Yiga hanya bertujuan satu, pembersihan atau cleansing mental atau pikiran.

Bila segala tipe dan jenis sampah berhasil dibersihkan, maka kita bisa bertemu dengan Dia yang bersinggasana daam diri kita. Tepat sekali, tidak ada yang baru dari alam SONO. Semuanya sudah ada dalam diri, yang dibutuhkan hanya menyingkap hijab yang disebut dengan identitas palsu yang disematkan atau diberikan oleh masyarakat. 

Ketika kita hidup daam masyarakat palsu, maka mau tidak mau; suka tidak suka, kita sudah jadi boneka yang dikendalikan oleh masyarakat yang mempercayai kepalsuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun