Ga percaya???
Bila tidak lahir lagi berarti berlawanan dari yang tertera di dalam salah  satu kitab suci yang diwariskan oleh seorang utusan. Pada kitab tersebut dituliskan sebagai berikut :
'Setiap anggota tubuh bertanggung jawab atas perbuatannya'
Jadi mungkinkah bila setelah melakukan perbuatan kekerasan terhadap sesama manusia atau makhluk hidup, kemudian meninggal, kita terbebaskan dari hukum alam : Sebab-Akibat?
Enak sekali ya...
Misalnya kita pernah menyakiti hati seseorang, kemudian tidak merasakan balasan...Â
Jelas ini tidak sesuai dengan kalimat di atas. Ucapan yang menyakitkan hati orang pasti akan diterimanya. Atau bila kita melakukan perbuatan memukul orang lain dengan tangan kita sehingga orang tersebut merasakan sakit salah satu bagian tubuhnya. Bukan kah anggota tubuh kita mesti bertanggung jawab dengan menerima balasan atas kesakitan yang kita lakukan?
Bila kita mengacu kalimat atau ayat yang dituliskan pada kitab suci, ya setiap anggota tubuh juga mesti mengalami pembalasan rasa sakit yang sama. Dengan kita menganggap bahwa tidak lahir lagi untuk merasakan balasan akibat perbuatan kita, sesungguhnya kita ingkar terhadap ayat yang dituliskan oleh seorang utusan yang kita yakini kemuliaanya.
Bila yang memukul tangan, ya harus menerima balasan tangan kita juga. Inilah yang disebutkan bertanggung jawab atas perbuatannya. Dengan memahami kalimat di atas, maka bagian fisik kita harus lahir kembali untuk bertanggung jawab..
Solusi agar kita tidak lahir kembali, ya jangan membiarkan salah satu tubuh kita menciptakan sebab sehingga tidak ada akibat balasan. Bukah kah hukum alam yang tidak terbantahkan adalah hukum Sebab-Akibat?
Dengan kita mesti bertanggung jawab atas segala perbuatan kita, kita tidak ada pilihan untuk hidak lahir kembali.Â
Adalah penyesalan dari pikiran yang mendorong untuk lahir kembali...