Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Betulkah Mereka yang Suka Berbuat Kekerasan Butuh Tuhan?

17 Februari 2024   06:30 Diperbarui: 17 Februari 2024   06:33 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama sekali belum butuh........

Yang mereka butuhkan adalah upaya bagaimana menyehatkan sakit mental yang mereka derita...

Ibarat ketika ada seseorang yang sedang lapar jangat diceramahi tentang perbuatan baik dan makanan yang baik, yang utama segera berikan makanan yang bisa mengenyangkan. Setelah rasa lapar hilang, baru bisa berpikir jernih... 

Karena mereka tidak sadar akan perbuatan mereka terhadap sesama ciptaan Tuhan. Setelah mental mereka pulih sehingga memahami bagaimana menghargai serta mengasihi/menghargai sesama makhluk hidup, baru Tuhan yang sebagai penunjuk jalan menuju Tuhan Hyan Maha Kasih dibutuhkan.

Tanpa membersihkan kotoran emosi yang telah berkarat dan mengakar selama sekian lama sehingga menutupi Keilahian dalam dirinya, Jalan Kasih menuju ke Sang Sumber belum dibutuhkan. Dan pembersihan mental hanya bisa di alam materi atau bendawi selama memiliki tubuh kasar. Syaraf jaringan pada bagian otak telah mengalami perubahan yang cukup besar.

Hasil hasil penelitian tentang jaringan syaraf otak antara meditator dan non meditator terbukti berbeda. Atau juga bisa dikatakan bahwa para meditator telah memanfaatkan Neocortex secara utuh karena memang untuk hidup secara sadar butuh pikiran kritis/critical thinking, sedangkan para pelaku kekerasan hanya menggunakan bagian otak emosi: mamalian and reptilian brain. 

'Peneliti di University of California, Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat, menemukan bahwa meditasi selama bertahun-tahun memperkuat koneksi antarsel otak, dan meditator (orang yang bermeditasi) memiliki jumlah gryfication ("lipatan" korteks) lebih banyak dibandingkan yang tidak bermeditasi.

Korteks serebral adalah lapisan terluar jaringan saraf yang berperan dalam memori, atensi, pikiran dan kesadaran. Makin banyak lipatan ini (proses gryfication), makin baik respon otak dalam mengolah informasi, mengambil keputusan, dll.

Penelitian dilakukan dengan melakukan scan MRI pada 23 meditator dan 16 non meditator sebagai kontrol. Meditator telah bermeditasi rerata 20 tahun, dengan berbagai variasi meditasi seperti Zen, Vipassana, dll.' (Sumber : https://otcdigest.id/info-sehat/manfaat-meditasi-bagi-otak)

Mereka yang sering berbuat kekerasan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, hanyalah membuktikan perilaku yang tidak sadar bahwa perbuatan mereka membuat orang lain menderita. Para meditasi adalah cara hidup atau gaya hidup secara sadar bahwa mereka bertindak atas dasar: 'Perlakukan orang lain sebagaimana dirimu ingin diperlakukan.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun