Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kundalini Yoga Sebagai Laku Keseharian

28 Januari 2024   06:30 Diperbarui: 28 Januari 2024   06:31 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : booksindonesia.com

Melakoni Kundalini Yoga Sebagai Laku Keseharian Membuat Seseorang Sadar Interdepensi

Sesungguhnya Yoga merupakan laku atau gaya hidup keseharian. Kesaktian atau kedigdayaan seseorang buka karena kerluarbiasaannya, tetapi jutru karena bisa hidup selaras dengan alam. Adanya kesadaran hubungan yang saling ketergantunagn atau interdependency  berarti saling menghargai, bukan saling memanfaatkan atau merasa lebih superior.

Melakoni Yoga berarti melakoni 8 bagian laku dari Kundalini Yoga sebagai pola hidup atau life style. Ada delapan bagian tak terpisahkan dalam Yoga karena Yoga bukanlah hanya gerakan sebagaimana yang dikenal oleh banyak orang saat ini. Yoga sebagai jalan hidup berarti harus melakoni delapan (8) jalan sebagaimana yang disebutkan dalam Yoga Sutra Patanjali di bawah ini:

"Yama, Disiplin atau Pengendalian Diri untuk menghindari segala hal yang tidak menunjang tujuan kita; Niyama atau Pedoman Perilaku untuk hidup berkesadaran; Asana atau Postur-postur, gerakan untuk memperbaiki sikap hidup; Pranayama atau Pengaturan Energi atau Aliran Kehidupan lewat Pengendalian, latihan pernafasan; Pratyahara atau Menarik Diri dari segala godaan; Dharana, fokus atau Kontemplasi; Dhyana atau Meditasi; dan Samadhi, Keseimbangan Diri, Kesadaran, Kemanunggalan, atau Pencerahan. Inilah 8 bagian dari Tubuh Yoga-Astanga Yoga"

(Yoga Sutra Patanjali by Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Jesus dan banyak para suci dan avatar adalah para Yogi. Laku mereka sehari-hari tidaklah sebagai orang yang memiliki kesaktian, tetapi kesederhanan tercermin dari gaya hidupnya. Bagi orang yang mempejari dan berlatih Yoga demi sesuatu yang luar biasa jelas, melanggar cara hidup para panutan yang kita muliakan.

Menjadi Peka Terhadap Segala Sesuatu Di Sekitar Kita 

Yang pertama dan utama dilakukan para pelaku Kundalini Yoga adalah bagaimana mengasah kepekaan diri. Oleh karena itu, pembudayaan emosi sebagai Dasar Kundalini Yoga yang tidak bisa dilanggar. Karena emosi merupakan energy in motion, energi manusia yang gampang naik dan turunnya. 

Yoga memiliki efek yang melipatgandakan. Bila emosi seseorang belum dapat dikendalikan atau dibudayakan sangat mungkin melipatgandakan hal yang masih labil. Hal Ini dibahas para resi jaman dulu.

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Anand Krishna. Yang utama adalah membuka diri agar saya sangat bisa mengimplementasikan dalam kehidupan nyata. Kundalini adalah energi kesadaran; sadar berarti memahami bahwa kita semua hidup bersama dan saling membutuhkan. Sadar juga berarti pola hidup kita mesti selaras dengan alam. Mungkin ada yang bertanya: 'Bukan kah kita sudah sadar saat sekarang ini?'

Belum. Kebanyakan dari kita belum sadar, kita masih daam keadaan JAGA. Jaga berarti kita melek, namun dalam segala tindakan jarang atau bahkan tidak memperhatikan kepentingan orang lain. Misalnya: kita merokok di tempat umum. Bukankah kita hanya memetingkan kenyaman diri kita tanpa peduli bahwa asap rokok bisa mengganggu kesehatan orang yang berada di sekitar kita. Atau kita membuang sampah sembarangan dan akhirnya mencemari lingkungan atau menyebabkan banjir. Saya sering melihat orang membuang sampah yang dibawa dari rumahnya, kemudian di buang ke sungai. Ini membuktikan orang tersebut belum sadar. Ia baru jaga, namun tidak memperhatikan tindakannya yang bisa membuat bahaya terjadinya banjir.

Cakra Pertama Kundalini Yoga dengan afirmasi bahwa : 'AKU BERTANGGUNG JAWAB ATAS PERBUATANKU'

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun