Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Menang Tanpa Merendahkan...

25 Januari 2024   06:30 Diperbarui: 5 Februari 2024   08:33 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: merebut kemenangan. (Sumber: KOMPAS/HERYUNANTO)

Dalam pepatah bahasa Jawa, ada yang disebut: MENANG TANPA NGASORK-E, Menang tanpa merendahkan.........

Bila kita menggunakan istilah sekarang : "Menang tanpa kompetisi". Bisa, kah?

Dahulu saya tidak mengerti, tetapi dari Bapak Anand Krishna, guru spiritual saya, saya bisa memahami konsep dari bahasa Jawa tersebut.

Dengan berkompetisi, bila kita menang berarti kita merasa lebih hebat dengan lawan kita. Cara berpikir seperti ini berarti kita masie menganggap lawan yang kala lebih rendah. Ini yang disebut 'ngasork' Ego kita menjadi-jadi. Yang berbahaya adalat bagaimana kita mempertahankan agar tetap menang. 

Rasa ingin menang ini bisa berdampak buruk. Kita sudah banyak mendengar bahwa menjadi juara pasti sulit mmepertahankannya. Dan terkadang kita menggunakan berbagai cara agar tetap menang dari lawan kita. 

Dengan kata lain, sesungguhnya kita tidak mau diungguli. Penyakit tidak mau disaingi merupakan salah satu penyakit mental. Karena kita merasa paling hebat, ego selalu menuntut ingin menjadi nomor satu.

Inilah dunia materi, dunia yang ingin selalu berkompetisi. Ujungnya memandang orang lain lebih rendah, kita jadi besar kepala karena ingin dipuji. Ini bertentangan dengan sifat alam.

Kita melupakan bahwa sifat alam tidak seperti ini. Kita bisa bahagia bila dan bila mengikuti hidup berlandaskan sifat alam. 

Lihatlah bunga Mawar, apakah ia ingin bersaing dengan bunga lainnya?

Setiap bunga unik serta memiliki keindahan tersendiri. Penggemarnya pun beda-beda. Ada yang menyukai bungsa Mawar, ada yang suka bunga melati, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun