Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bagaimana Cara Kita Berlindung kepada Dia?

24 Januari 2024   06:30 Diperbarui: 24 Januari 2024   06:34 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.quipper.com/

Selama ini kita selalu berpikir bahwa ketika kita minta perlindungan kepada Dia, hanya sekedar berdoa. Kemudian suatu keajaiban terjadi. Kita lupa bahwa ketika kita lahir di dunia pastilah Dia sudah menyertai kita dengan segala bekal untuk berupaya dengan pikiran dan seluruh kelengkapan yang disertakan pada pada diri setiap orang.

Tidak berbeda dengan hewan yang lahir. Bahkan bila kita mau jujur, sesungguhnya bayi manusia yang paling lemah. Coba saja dibiarkan bayi tanpa memberikan bantuan. Dapat dipastikan akan meninggal dunia. Adakah anak hewan baru lahir perlu dibantu oleh induknya?

Kita sambil contoh anak kuda. Begitu lahir mereka langsung berupaya berdiri kemudian berjalan untuk mencari makan. Mungkin yang mirip dengan manusia adalah burung. Bila tidak disuap oleh induknya, juga akan mati.

Kita sering mengeluh ketika ditindas oleh teman kita, tetapi pernahkah kita berpikir bahwa kekuatan teman yang menindas juga berasal dari Dia? Lantas mengapa kita merasa tertindas?

Kita dibekali dengan kekuatan yang satu sumber sama. Kita digerakkan oleh kekuatan yang sama - jadi, mengapa harus mencarai bantuan dari luar diri? Kita harus mulai mencari ke dalam diri dan menemukan sumber kekuatan dalam diri.

Perasaan rendah diri timbul karena kita melihat bentuk atau status luar. Padahal orang tersebut juga digerakkan oleh energi yang sama. Nah, rupanya karena kita melihat secara fisik, maka kita merasakan takut. Memang bila adu tenaga luar pasti mengalami kegagalan.

Dulu ada nasihat, bika dikejar anjing, jangat lari. Diam di tempat kemudian pandang matanya. Terbukti bila kita melakukannya, anjing tersebut diam kemudian mundur teratur. Rasa takut dalam diri ini menjadi daya tarik hewan untuk mulai mengintimidasi rasa takut akan mengundang kekuatan lainnya. Bila kita bisa mengatasi rasa takut, kita mengakses kekuatan dalam diri. Tanpa disadari, kita menaikkan tingkat energi dengan cara mengakses kekuatan dalam diri.

Bersandarlah pada kekuatan Hyang Ilahi sebagai bentuk upaya berlindung kepada Dia dengan cara mengalihgkan kesadaran kita dari kekuasaan dunia ke kekuasaan Ilahi. Berhentilah mencari bantuan dari luar dirti, dan mulai memberdayakan diri. Ingatlah selalu bahwa dia yang menindas juga digerakkan oleh energi yang sama.

Mungkin ada yang mengeluh, 'Wah dia menggunakan bantuan dari makhluk halus atau jin.'

Malahan parah lagi bagi orang tersebut karena dia tidak bersandar pada Sang Sumber, tetapi malahan bersandar pada ciptaan-Nya. Bila kita mau berpikir jernih sedikit saja, sandaran yang kita miliki adalah Hyang Maha Pencipta berarti lebih kuat dan kuasa'kan?

Tanpa sadar kita telah menyerahkan remote control kita kepada dia. Kita menjadi budak pikiran sendiri. Lupa adanya kekuatan yang ada dalam diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun