Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tidak Sakit, tetapi Sehatkah Anda?

23 Januari 2024   06:30 Diperbarui: 23 Januari 2024   06:35 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://data.goodstats.id/statistic/

Yang dimaksudkan dengan sakit adalah bila dikaitkan dengan fisik. Tampaknya seseorang tidak sakit, tetapi benarkah sehat?

Saat sekarang sudah terindikasi bahwa kebanyakan orang tidak sehat secara mental. Banyak hasil penelitian menunjukkan indikasi tidak sehat secara mental. Hasil penelitian menjnjukkan bahwa Indonesia pengguna gadget nomor 3 di dunia, dalam daftar ini. Tercatat ada 386 juta pengguna smartphone di dalam negeri sepanjang tahun lalu. 


Semakin banyak menggunakan gadget yang hanya untuk melihat sosmed, sesugguhnya membuktikan bahwa kita telah menjadi kecanduan. Bahkan banyak orang memposting hal-hal yang hany ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih baik. Ini membuktikan bahwa seseorang tidak lagi memiliki keyakinan atas dirinya sendiri. 

Ketika seseorang tidak memiliki kepercayaan diri berarti ia kekurangan energi. Penyebabnya adalah ia ingin menarik perhatian orang lain dengan cara mengunggah kegiatan semata untuk pamer atau menunjukkanl eksistensi dirinya. Ini sebagai gejala mental yang tidak sehat. Bandingkan bahwa bila seseorang memposting suatu kegiatan yang bersifat memberikan sesuatu yang memberikan inspirasi bagi banyak orang demi terwujudnya sesuatu lingkungan yang lebih bermanfaat. Misalnya mengunggah suatu acara kegiatan untuk menjaga atau melestarikan lingkungan. Jadi bukan hanya untuk kegiatan yang bersifat pamer atau mengajak orang menjadi materialistis. 

Banyak memberikan komentar pada terhadap segala sesuatu yang sesungguhnya tidak terkait langsung dengan dirinya di sosmed sehingga memancing reaktif banyak orang. Pada akhirnya membuat kericuhan. Cara untuk menunjukkan eksistensi seperti ini juga hanya membuktikan bahwa mentalnya tidak sehat. Ia ingin menarik perhatian orang dengan menganggap bahwa dirinya lebih baik dari orang lain. Inilah sifat ego yang buka dikaitkan dengan energi dalam level rendah. Beda apabila ia memberikan komentar yang bersifat membangun atau memberikan solusi. Ia berbagi sesuatu yang bisa membuat suatu suasana menjadi lebih kondusiv.

Kita sudah membaca banyak berita ketika seseorang pamer kekayaan, akhirnya membongkar keadaan ortunya yang sesungguhnya. Contohnya peristiwa anak Rafael Alun Sambodo. Namun demikian, seakan memang alam bekerja secara bijak, sehingga mereka yang bekerja hanya untuk memenuhi keserakahannya sendiri harus menyelesaikan hutangnya secara instant. Menarik sekali cara kerja alam semesta.....

 Semakin banyak kita menggunakan waktu dengan gadget yang semata hanya untuk melakukan sesuatu yang tidak membuat orang lain menjadi lebih baik, hanyalah membuktikan bahwa mental kita tidak sehat. Kita kekurangan energi, belajarlah dari para sufi, nabi, orang suci yang senantiasa berbagi pengetahuan tentang bagaimana memahami diri sejati. Mereka menggali dari dalam dirinya sendiri. Mereka banyak melakukan perjalanan ke dalam diri. Gadget tidak dibutuhkan karena mereka sadar bahwa dunia luar hanyalah dunia ilusif. Tidak membuat diri mereka bahagia.

Pencaharian ke dalam diri untuk menemukan sumber kebahagiaan sejati akan mengangkat level energi kita. Mereka berbagi hal-hal yang bermanfaat bagi sesama makhluk hidup serta bagi alam semesta......

Semoga semua makhluk berbahagia.......

Semoga semua makhluk sehat, dan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun