Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tidak Bergantung, tetapi Saling Bergantung

13 Januari 2024   06:04 Diperbarui: 13 Januari 2024   06:36 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.siker.id/

Bingung?

Saya percaya tidak. Karena sangat jelas dan dilakoni setiap orang yang mempercayai adanya keilahian dalam diri.

Ketika kita memahami bahwa Dia berada setiap tempat, tentu Dia juga bersinggasana dalam diri, walaupun saya juga bingung; apa yang dimaksudkan 'dalam'?

Badan? Ya bukan lah

Dalam otak? Ya bukanlah. Otak hanyalah alat untuk ekspresi pikiran (mind). Otak bagaikan hardware suatu komputer, sedangkan pikiran tidak ada dalam otak. Dimana letaknya? Wah saya juga ga tahu. Yang jelas kecepatan berpikir jauh melampaui kecepatan cahaya. Tetapi pikiran juga masih materi. Sang Budha mengatakan bahwa mind adalah dhatu; yang artinya materi. Karena pikiran tidak pernah hilang. Segala sesuatu ada di alam ini. Ini yang disebut AKASIK RECORD.

Segala pikiran, ucapan, serta perbuatan direkam di alam semesta. Dan bisa diakses dengan syarat frekuensinya sama. Banyak orang bisa mengatakan bisa membaca pikiran. Tidak aneh, karena saat itu orang tersebut mampu menyamakan frekuensi. Tetapi apa gunanya? Membaca pikiran sendiri saja tidak mampu, mau uruni orang lain. Memang manusia kurang kerjaan. Ini sebabnya kita semua tidak memiliki kesempatan mmasuk ke dalam diri untuk melakukannya penyelaman sehingga bisa bertatap muka dengan Dia yang bersinggasana dalam diri kita. 

Tambah mumet???!!!

Kembali tentang bergantung.........

Ketika kita bergantung pada orang lain berarti kita tidak sadar bahwa sejak lahir pun kita sendiri....

Saat sakit kita yang merasakan sendiri......... Orang lain hanya bisa memberikan obat dan menghibur, tetapi bila obat tidak kita makan, memang bisa sembuh?

Ketika kita jatuh, dan kaki terkilir, orang lain bisa merasakan? Ya tidaklah. Kita harus mampu berusaha mengatasinya sendiri. Ini yang disebut saling ketergantungan. Orang tersebut memiliki kemampuan untuk mengatasi kaki terkilir, asal kita mau datang dan mempercayainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun