Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mata Ketiga

21 Desember 2023   07:53 Diperbarui: 21 Desember 2023   08:04 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.news-medical.net/

Mata Ketiga

Banyak orang memahami bahwa mata ke tiga membuat orang bisa menjadi hebat. Bisa tahu ini dan itu. Tetapi semuanya dapat dikaitkan dengan kehebatan yang hanya menyenangkan ego. Kita merasa dengan terbukanya mata ke tiga akan menjadi waskita, tahu masa depan. Atau bisa melanglang ke alam ghaib. Jika betul demikian, apakah ada manfaatnya untuk menunjang tujuan utama kelahiran di bumi? 

Kelahiran manusia di bumi untuk memperbaiki diri. Karena setiap manusia yang lahir di bumi sesungguhnya cacat, memiliki tumor. Bila tidak cacat, pastilah tidak lahir di bumi. Pada saat meninggal, badan kasar yang ditinggalkan. Pikiran, perasaan, dan emosi masih ada. Inilah yang disebut roh. Makanya bila meninggal dunia karena kecelakaan atau dibunuh orang, roh nya gentayangan. Mereka pasti tidak rela mati. Inilah yang disebut mati dalam ketidaksadaran.

Roh ini bisa diibaratkan sebagai software, sedangkan otak yang merupakan bagian dari tubuh dianggap sebagai hardware. Bila si perangkat lunak berisi memori yang banyak keinginan, maka dapat dipastikan akan lahir lagi. Ternyata si perangkat lunak atau mind, gugusan pikiran dan perasaan menciptakan tubuhnya sendiri.

Dengan demikian kesadaran manusia di bumi hanyalah untuk memenuhi obsesi yang tidak bisa diperoleh sebelumnya. Inilah hukum alam. Ya tidak beda dengan pohon. Mati kemudian membusuk jadi pupuk kemudian diserap tumbuhan lagi. Bukan'kah segala sesuatu di bumi tidak ada yang hilang? Segala sesuatu yang pernah ada, akan tetap ada. Hanya beda bentuknya.

Kembali tentang mata ke tiga. Mata pertama hanyalah bisa melihat yang buruk. Mata ke dua hanya bisa melihat yang baik. nah, mata ke tiga dibutuhkan untuk memilih dan memilah sehingga memberikan manfaat bagi alam dan makhluk di bumi ini. Demi kesejahteraan seluruh makhluk.

Bila memang tujuan kelahiran untuk memperbaiki diri, mungkin lebih tepat untuk melayani lingkungan, maka semestinya mata ke tiga bukan untuk menguatkan ego. Karena bila dianggap sakti sebagaimana pemahaman umum. Ya, dengan kita bisa menebak masa depan seseorang, kita membantu dia mengatasi masalah. Benarkah demikian?  Maka tidak sesuai dengan tujuan utama lahir di bumi.

Namun bila maman ada yang berpendapat bahwa mata ke tiga dikaitkan dengan kehebatan untuk bisa menerawang, melihat masa depan dan lainnya, maka pastilah tidak bisa kembali ke Sang Maha Sumber Agung. Kembali jadi roh gentayanagn. Tidak salah karena memang hidup juga pilihan sendiri.

Silakan dilanjutkan jika pemahaman itu yang Anda miliki. Tetapi, saya berani jamin bahwa Anda akan semakin terjebak ke masalah untuk pamer bahwa bisa membantu orang lain. Dan pada ujung kematian, Anda akan menyesal bahwa sesungguhnya yang perlu dibantu adalah diri sendiri. Anda berperan sebagai Tuhan, 'Play God'.

Critical Thinking

Pikiran kritis adalah pikiran yang dapat menimbang dengan tepat. Yang saya maksudkan dengan pikiran tepat adalah pikiran atau cara pandang yang didasarkan kepentingan umum, bukan kepentingan diri, kelompok, atau pun golongan sendiri. Cara pikir yang tidak universal. Hanya ego dan kepentingan kelompok lah yang memecah belah, buka pola pikir manusia yang memiliki Keilahian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun