Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jadilah Nabi, Itulah Kebebasan Diri

5 Desember 2023   11:02 Diperbarui: 5 Desember 2023   11:29 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi nabi berarti menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Bukan untuk mencari pengikut, tetapi dengan maksud dan tujuan untuk mengingatkan diri bahwa setiap orang mesti bertanggung jawab atas segala perbuatnnya. Saya ingat bahwa ketika nabi Isa disalibkan sesungguhnya bertujuan mengingatkan bahwa setiap orang mesti bertanggung jawab atau segala perbuatannya sendiri. Ini yang saya pahami. Dengan pemahaman ini, saya mesti terus berpikir untuk ingat pesan para suci terdahulu : 'Perlakukan orang lain sebagaimana dirimu ingin diperlakukan'

"Bila kita tidak mau dicubit/disakiti, janganlah mencubit orang lain."

Selain itu bila kita bersedia taat dan melakoni pesan para suci terdahulu, dunia akan damai. Kedamaian dunia tidak akan terjadi bila belum terjadi kedamaian daam diri sendiri. Kita lupa ketika jari telunjuk selalu mencari atau menunjuk orang lain, sesungguhnya hanya satu jari yang menunjuk kepada orang lain, sedangkan 3 jari lainnya menunjuk ke diri sendiri.

Dengan demikian, bila ingin menjadikan dunia menjadi damai, yang pertama dan utama dilakukan adalah mengubah diri sendiri. Tidak perlu mencari kesalahan orang lain. Karena bila kita sibuk mencari kesalahan orang, kita lupa memperbaiki diri sendiri. Yang sering saya ingatkan pada diri sendiri adalah bahwa ketika kita bisa melihat kesalahan orang lain, sesungguhnya itu juga cerminan diri kita. Jadi bila kita membersihkan sampah kotoran daam diri, maka kita tidak melihat kesalahan orang lain.

Kotoran di luar sebagai cerminan bahwa itulah yang kita miliki. Saya ingat cerita menarik yang mungkin relevan dengan hal tersebut:

Suatu hari, seorang Mula Nasrudin pindah tempat tinggal ke apartement. Setiap pagi, ia melihat dan mencela bahwa tetangga sebelah tidak bisa mencuci pakaian putih. Dalam pandangannya, si tetangga bajunya banyak bercak.

Suatu pagi, ia melihat tetangga sabelah mencuci baju putih dengan bersih. Ia memberikan komentar baik.  Ia mengutaraksn hal tersebut pada istrinya. Kemudian sang istri memberikan pernyataan bahwa pagi hari sebelum si tetangga menjemur baju, ia membersihkan kaca jendelanya. Ah... ternyata selama ini yang tampak kotor adalah kaca pendela rumahnya. Ia baru sadar bahwa bukanlah si tetangga tidak bisa mencuci baju dengan bersih, tetapi hanya kaca jendelanya yang kotor. Demikian pula dengan keadaan kita sehari-hari.

Seorang Nabi Memiliki Sifat Selaras Dengan 8 sifat Alam

Dalam sejarah, tidak ada seorang pun nabi mengangkat diri sendiri. Mereka menjadi suci karena melakukan hal yang selaras dengan alam. Tidak merendahkan orang lain. Mereka menjadi besar dan suci karena perbuatan mulia terhadap sesama. Para leluhur kita meninggalkan wariat berupa ajaran ASTA BRATA.

8 hal yang dilakukan para pemimpin berkaitan dengan sifat alam:

  • Matahari dikaitkan dengan sifat seorang pemimpin yang selalu memberikan pencerahan akan segala perbuatan baik bagi sesama makhluk;
  • Air dikaitkan dengan sifatnya selalu mencari tempat rendah untuk mengalir dan memberikan kesejjkan pada sesama makhlu Serta memberikan kehidupan;
  •  Laut dikaitkan dengan keluasan pikiran atau cara pandang. Selain itu sifat laut adalah menetralisir segala sesuatu yang negatif serta kesiapan menyerap aspirasi setelah dinetralisir
  • Api dikaitkan dengan sifatnya yang penuh semangat serta siap untuk membakar kotoran dalam pekirannya sendiri;
  • Bintang dikaitkan dengan sifat pemimpin yang menjadi panutan untuk menunjukkan arah. Bukankah dulu para pelaut memanfaatkan arah bintang di languit untuk berlayar?
  • Bulan dikaitkan dengan kesejukan dan memberikan penerangan pada saat gelap malam. Seorang pemimpin memberikan penerangan di kala pengikutnya dalam kegelapan;
  • Angin dkaitkan dengan kepekaan seorang pemimpin yang bisa memasuki celah sekecil apapun. Memberikan kesejukan di kala para pengikutnya sedang dillande kemarahan;
  • Bumi dikaitkan dengan sifat pemimpin yang rendah hati tetapi memberikan kehidupan. Tanpa bumi, tidak ada tanaman yang bisa memenuhi kebutuhan pangan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun