Mohon tunggu...
Marham J. Hadi
Marham J. Hadi Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik, Pegiat Literasi dan Wisata Pendidikan (WIKAN), dan Pemerhati Sosial dan Budaya

Penulis, Pendidik, Pemerhati Issu Sosial dan Pegiatan Wisata Pendidikan (WIKAN)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Saya Butuh Air Berapa Banyak?

16 Januari 2015   18:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:01 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebutuhan akan air

Suatu pagi saya sedang dalam perjalanan ke sekolah sembari memperhatikan besarnya air sungai yang mengalir di sawah-sawah para petani. Lantas saya bertanya, berapakah kebutuhan air masing-masing tanaman tersebut? Apakah sama antara satu tanaman dengan tanaman yang lainnya?

Pada dasarnya semua tanaman membutuhkan air untuk melangsungkan hidupnya, tetapi yang pasti masing-masing tanaman tersebut membutuhkan air dalam jumlah yang berbeda-beda. Jika dipakasakan agar volume air yang diterima harus sama bagi semua jenis tanaman, maka besar kemungkinan bahwa beberapa diantaranya akan mati, yang disebabkan oleh sifat dasar mereka yang mungkin tidak bisa bertahan hidup jika jumlah air yang diterimanya terlalu banyak.

Tentunya petani sudah lama belajar, dengan metode eksperimentasi, tentang bagaimana air seharusnya dikelola sehingga volume air yang dialirkan kesawahnya itu sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut. Dari sekian tahun melakukan uji coba tersebut, mereka akhirnya berhasil menemukan ilmu pertanian, dimana dengan pengetahuan tersebut mereka sukses menjadi petani yang berpengalaman. Hasil ekperiment mereka dinikmati oleh semua orang dari berbagai status sosial, bukan hanya di kampung mereka tetapi juga sampai ke luar negeri. Sungguh luar biasa.

Belajar dari kehidupan tanaman tersebut, maka kita bisa menjadi pribadi yang “cerdas” dengan berusaha mengambil satu pesan “bijak” dari tanaman tersebut. Pesan tersebut bisa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari kita dalam melihat realita kehidupan. Misalnya kebutuhan akan makanan dimana antara anak kecil dan orang dewasa serta orang jompo akan memiliki kebutuhan yang bervariasi. Anak kecil dan orang jompo pada umumnya tidak lebih banyak kebutuhan makanannya dari pada orang dewasa, meskipun hal tersebut tidak harus mutlak,

Dari hal sederhana tersebut, kita bisa menilai bahwa masing-masing kita memiliki perbedaan dari tingkat kebutuhan makanan. Dan perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan kondisi dari masing-masing kita. Dan perbedaan tersebut tidak harus disimpulkan bahwa yang lebih banyak kebutuhannya lebih baik dari yang tidak. Mungkin cukup kita batasi persepsi kita hanya pada kesimpulan bahwa perbedaan itu adalah kudrat manusia.

Jika faktanya kita memang berbeda satu sama lain, bukan berarti kita tidak memiliki persamaan. Perbedaan yang ada akan menjadikan masing-masing kita individu yang unik sementara persamaan diantara kita adalah media untuk saling bisa menyambung rasa dan logika yang pada akhirnya akan menyatukan jiwa dan raga kita.

Selamat merenung.

(Catatan di tempat cuci motor: Sakra-Lombok Timur, Kamis, 18 Desember 2014)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun